Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#176

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(176)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Jaka Tingkir telah kembali ke tempat tinggal Ki Ganjur. Ia sudah tidak memikirkan kejadian di tepi kolam tadi. Bahkan ia tidak merasa melakukan sesuatu yang mustahil dilakukan oleh orang kebanyakan. Yang ia lakukan seakan hal yang biasa saja.

Semetara itu, Kanjeng Sultan Trenggono setelah menjalankan kewajiban beribadah segera menemui Ki Ganjur. Kanjeng Sultan Trenggono menanyakan seorang anak muda yang berada di tepi kolam.
“Siapakah anak muda itu, Ki Ganjur….?
Aku belum pernah melihatnya…..!” tanya Kanjeng Sultan.
“Ooh….., anak itu keponakan hamba, Kanjeng Sultan…..! Namanya Jaka Tingkir, putra dalang kondang saat itu, Ki Ageng Tingkir…..!” jawab Ki Ganjur yang tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Jaka Tingkir.
“Ki Ageng Tingkir……! Aku pernah menonton ketika ia mendalang……! Jadi anak itu putranya……?” lanjut Kanjeng Sultan Trenggono.
“Benar, Kanjeng Sultan…..! Ia ngenger di tempat kami. Ia ingin menjadi seorang prajurit…..!” lanjut Ki Ganjur.
“Ooh begitu……! Apakah ia telah memiliki bekal untuk menjadi seorang prajurit……?” Kanjeng Sultan ingin meyakinkan.
“Kami belum tahu, Kanjeng Sultan…..! Yang kami tahu, ia anak yang rajin dan cekatan……! Ia juga merupakan anak murid dari Ki Ageng Sela…..!” lanjut Ki Ganjur.
“Anak murid dari Ki Ageng Sela…..? Siapa yang belum pernah mendengar nama besar Ki Ageng Sela yang diibaratkan bisa menangkap petir itu…..?” kata Kanjeng Sultan.
“Tetapi anak itu masih terlalu muda untuk memiliki bekal yang memadai…..!” lanjut Ki Ganjur.
“Baiklah….., dalam waktu dekat, kami memang akan menjaring calon prajurit. Kita akan mengirim lagi pasukan ke bang wetan. Ada beberapa kadipaten di bang wetan yang belum mau mengakui kekuasaan Demak Bintara……!” lanjut Kanjeng Sultan Trenggono.

Kanjeng Sultan Trenggono dan para pengiringnya segera kembali ke keraton. Mereka melawati lagi tepian kolam seperti ketika berangkat. Mereka berhenti sejenak di tepian kolam di mana tadi seorang anak muda meloncat mundur menyeberangi kolam.
Mereka kembali berdecak kagum, karena kolam itu memang benar-benar lebar. Dan anak itu mampu melakukannya. Namun Kanjeng Sultan tidak menampakkan kekagumannya itu kepada banyak orang. Seakan apa yang dilakukan oleh Jaka Tingkir adalah hal yang biasa saja. Kanjeng Sultan justru memuji kolam yang terlihat bersih dan air yang jernih bening terlihat dasar kolamnya.
“Tepian kolam ini baik jika dibuat taman yang asri……!” Kata Kanjeng Sultan mengalihkan perhatian.
“Baik Kanjeng……! Akan kami laksanakan…..!” kata salah seorang senopati yang menyertainya.

Malam hari itu seperti hari-hari sebelumnya, Jaka Tingkir belajar tentang keagamaan kepada Ki Ganjur. Ki Ganjur kagum kepada Jaka Tingkir yang dengan mudah menghafal doa-doa yang ia ajarkan. Bahkan anak itu baru mendengar dua tiga kali, ia sudah bisa menghafalnya.
Sementara itu ada sepasang mata dan telinga yang mengintip dan mendengarkan mereka berdua dari balik tembok yang gelap. Orang itu juga kagum kepada anak muda yang bersuara merdu ketika melambungkan doa dan dengan cepat menghafalnya.
Setelah cukup malam, Ki Ganjur menghentikan pengajarannya. Ia kemudian menyerahkan Jaka Tingkir untuk belajar sendiri atau akan beristirahat. Sedangkan Ki Ganjur akan beristirahat.
Untuk beberapa saat, Jaka Tingkir masih belajar sendiri, namun setelah malam larut, ia kemudian keluar.
Ia kemudian duduk kembali di tepian kolam yang tadi siang ia bersihkan.
Beberapa saat ia duduk di tepi kolam itu, namun firasatnya yang tajam menangkap ada seseorang yang berada di sekitar ia berada. Namun ia belum tahu orang itu di mana. Atau mungkin orang itu adalah Ki Ganjur sendiri.
Jaka Tingkir amat terkejut ketika kemudian ada sesosok bayangan hitam yang meluncur melayang ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba Jaka Tingkir kembali meloncat menyeberangi kolam itu untuk menghindari bahaya yang bisa saja membahayakan dirinya.
……………
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Sebaiknya seseorang, belum cukup hanya mendalami ilmu kanuragan dan ilmu pengetahuan, namun juga ilmu keagamaan.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *