Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#262

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(262)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Hari itu, pisowanan agung sedang berlangsung. Jaka Tingkir Mas Karebet setelah dikukuhkan sebagai adipati Pajang, kemudian dilanjutkan dikukuhkan sebagai Sultan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya di Pajang.
Pengukuhan Jaka Tingkir Mas Karebet sebagai Sultan Hadiwijaya di Pajang disambut gembira oleh para sentana dan para adipati sahabat. Mereka, para adipati itu mengesampingkan Sultan Demak Jipang – Sultan Harya Penangsang yang telah terlebih dahulu mengangkat dirinya sebagai sultan. Walau demikian, para adipati itu tidak harus menyatakan sumpah setia kepada Sultan Hadiwijaya di Pajang. Mereka masih menunggu perkembangan.

Pengukuhan itu tidak dilangsungkan secara meriah. Yang terpenting adalah untuk mengimbangi pemerintahan Sultan Harya Penangsang di Demak Jipang.
Pada saatnya para adipati itu kembali ke kadipaten masing-masing. Diantaranya kembali ke Kedu, Banyumas, Banyubiru, Wonogiri, Cirebon dan sebagainya.
Sedangkan rombongan dari Demak Bintara dan Demak Prawata juga sudah meningggalkan Pajang.
Sedangkan rombongan dari Jepara masih menunda satu hari untuk kembali ke Jepara.
Sementara itu, Ki Juru Martani, Ki Penjawi, Ki Pemanahan dan Mas Danang diminta untuk tetap tinggal di Kasultanan Pajang. Saudara-saudara seperguruan itu diminta untuk mendampingi pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Sedangkan Mas Danang akan digembleng oleh Ki Juru Martani, Ki Penjawi dan sang ayah – Ki Pemanahan.
Sultan Hadiwijaya yang belum memiliki putra, kemudian minta kepada Ki Pemanahan untuk mengangkat Mas Danang sebagai anak angkat.
“Untuk memancing Nimas Cempaka agar segera memiliki putra, Kakang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya kepada Ki Pemanahan.
“Tentu kami tidak berkeberatan, Yayi Sultan……!” Berkata Ki Pemanahan.
“Mas Danang akan aku beri gelar Raden Danang Sutawijaya. Dan ia juga akan aku angkat sebagai muridku…..!” Lanjut Sultan Hadiwijaya.
Danang Sutawijaya sangat senang diangkat sebagai putra oleh Sultan Hadiwijaya. Dan bahkan telah diangkat pula sebagai muridnya.
Danang Sutawijaya tidak ingin mengecewakan para guru dan juga ayah serta ayah angkatnya itu. Ia harus tekun menggembleng diri agar menjadi orang sakti mandraguna seperti Sultan Hadiwijaya itu.

Sementara itu, rombongan dari Jepara telah kembali dalam perjalanan pulang. Mereka sudah tidak melihat orang-orang yang mencurigakan. Mungkin sekali para telik sandi yang terlalu berprasangka, sehingga orang-orang yang berbarengan lewat dikira ancaman.
Namun sesungguhnya, para prajurit suruhan Sultan Harya Penangsang tidak melepaskan rombongan itu. Mereka telah mendahului rombongan itu, dan setiap kali dua tiga orang dari mereka menyamar sebagai seorang petani di pinggir sawah. Dan yang lain telah menunggu pula di jalan lebih ke depan dengan menyamar sebagai seorang pejalan biasa.
Penyamaran mereka sungguh rapi sehingga tidak dicurigai sama sekali.

Para prajurit suruhan Sultan Harya Penangsang itu heran, karena rombongan dari Jepara itu justru sebagian berbelok ke arah Kudus. Dan sebagian lagi meneruskan perjalanan ke Jepara.
“Kalian harus bisa mengetahui, Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadliri ada di rombongan yang mana……!” Perintah Senopati utusan Sultan Harya Penangsang.

Rombongan Ratu Kalinyamat memang lengah, mereka merasa sudah aman dalam perjalanan. Terlebih sudah sampai di Kudus, jarak yang tidak terlalu jauh ke Jepara. Lagi pula jalan itu sudah terlalu sering dilalui dan selama ini aman-aman saja.
Sebagai besar rombongan memang telah langsung kembali ke Jepara bersama Raden Pangiri dan para wanita. Sedangkan Kanjeng Ratu Kalinyamat beserta Pangeran Hadliri dan beberapa prajurit mampir ke Kudus untuk bertemu dengan Kanjeng Sunan Kudus.
Kanjeng Ratu Kalinyamat ingin minta keadilan kepada Kanjeng Sunan Kudus atas gugurnya Sunan Prawoto dan sang permaisuri. Mereka juga ingin mengetahui tanggapan Kanjeng Sunan Kudus atas diangkatnya Adipati Harya Penangsang sebagai Sultan Demak Jipang.
………………
Bersambung……….

Petuah Simbah: “Bagai seorang sopir, jangan lengah sekejappun.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *