Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1071
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.
Hari itu juga rombongan kecil dari Mangir telah berangkat menuju Sendang Kasihan. Mereka adalah Ki dan Nyi Ageng Mangir Wanabaya dan tiga orang emban inang pengasuh. Sedianya Nyi Ageng Mangir Wanabaya akan dinaikkan kuda kore kuda kecil namun kuat membawa beban. Namun Nyi Ageng Mangir Wanabaya tidak mau, ia ingin berjalan kaki bersama para pengasuhnya. Nyi Ageng Mangir Wanabaya adalah Ni Madusari yang seorang penari teledek yang mampu berjalan dari dusun ke dusun. Jadi jika hanya berjalan dari Mangir ke Sendang Kasihan yang tidak jauh itu, tentu ia tak menjadi masalah. Bagi Nyi Ageng Mangir Wanabaya perjalanan itu bagai tamasya saja setelah beberapa pekan hanya berada di kedaton. Bahkan ia tak pernah keluar dari bangsalnya. Ia masih teringat dahulu ketika berangkat dari Mataram menuju Mangir sempat beristirahat dan mandi di Sendang Kasihan. Ia kepingin mengulangi saat-saat yang menyegarkan seperti saat itu. Ki Ageng Mangir Wanabaya senang karena sang istri terlihat selalu tersenyum riang. Para inang pengasuhnya pun ikut senang pula. Namun para inang yang pernah mengalami masa ngidam itu tahu bahwa itu adalah bawaan dari sang jabang bayi yang ada di dalam kandungan.
“Aku dulu ngidam ampo, hampir satu besek piti aku habiskan…..!” Seloroh salah seorang inang pengasuh.
“Padahal itu dibuat dari tanah liat lhooo…..!” Sahut kawannya.
“Ya aku tahu…., tapi saat itu rasanya pingin banget. Setelah keturutan rasanya puas sekali….!” Jawab inang yang pertama.
“Kalau aku aneh, sebelum ngidam aku tidak suka pedas, tetapi ngidamku sambel mentah. Sampai sekarang aku menjadi senang sambal….!” Sahut inang pengasuh yang lain.
“Lebih aneh lagi ngidamku….!” Sahut inang pengasuh yang paling muda.
“Apa itu…..?” Bertanya kawannya.
“Aaah…., aku malu….!” Jawabnya.
“Kok malu, yang namanya ngidam itu keinginan jabang bayi….!” Sahut kawannya.
“Aku malu, tetapi sudah terlaksana rasanya puas sekali. Anakku lahir perempuan yang cantik…..!” Berkata inang pengasuh itu.
“Lha iya…., tetapi kamu belum bercerita ngidam apa….?” Desak kawannya.
“He he he he….., semoga Nyi Ageng tidak marah….!” Berkata inang pengasuh itu.
Nyi Ageng Mangir Wanabaya pun menyahut; “Katakan, namanya orang ngidam…..!”
“He he he he….., mungkin Ki Ageng sudah lupa. Atau tidak memikirkan sama sekali…..!” Lanjut inang pengasuh itu.
“Apa itu Mbok….?” Ki. Ageng Mangir Wanabaya yang bertanya karena penasaran.
“Aku diantar oleh suamiku untuk bertemu dengan Ki Ageng Mangir Wanabaya yang saat itu masih perjaka. Anakku yang dalam kandungan minta dielus oleh Ki Ageng…..!” Berkata inang pengasuh itu tersipu.
Meledaklah gelak tawa kawannya. Bahkan Ki Ageng Mangir Wanabaya pun tersenyum. Demikian pula Nyi. Ageng Mangir Wanabaya tertawa pula.
“Heee…..! Itu pasti bukan keinginan jabang bayi, tetapi pasti keinginan emboke….!” Sindir kawannya sambil bercanda.
Mereka pun kembali tertawa riang.
“Oooh….., aku ingat itu. Bukankah itu terjadi di depan gardu jaga….?” Sahut Ki Ageng Mangir Wanabaya.
“Haaaa….., ternyata Ki Ageng ingat juga….!” Seloroh inang pengasuh yang lain.
Mereka kembali tertawa riang.
Nyi Ageng Mangir Wanabaya dan Ki Ageng Mangir Wanabaya senang mendengar gurauan dan pengalaman para inang pengasuh itu. Nyi Ageng Mangir Wanabaya sendiri tidak mengerti mengapa keinginan untuk mandi di Sendang Kasihan tak tertahankan. Ia bayangkan betapa segarnya mandi di sana seperti yang pernah ia alami.
Perjalanan sambil bersenda gurau membuat tidak merasa capai. Matahari telah sedikit lewat dari sepenggalah. Mereka telah tiba di tepi sendang. Kebetulan sendang sedang sepi. Karena saat seperti itu orang-orang sedang pergi ke sawah atau ke pasar atau sedang memasak.
Tempat yang sungguh sejuk rindang dengan pohon beringin yang cukup besar dengan akar-akarnya yang berjuntai. Bahkan akar-akarnya banyak yang telah menjadi seperti batang penyangga. Air sendang pun jernih sehingga dasarnya kelihatan.
“Aku ingin mandi di pancuran…..!” Berkata Nyi Ageng Mangir Wanabaya.
Para inang pun telah menyiapkan segala perlengkapan untuk mandi.
………..
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.