Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1213
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Namun demikian, kesehatan Ki Patih Mandaraka semakin menurun karena usia memang telah lanjut.
Dalam pada itu, Garwa Selir dan Pangeran Martapura tetap diamankan di Gunung Pring dengan pengamanan yang ketat. Sepertinya tidak ada yang berani membela Garwa Selir dan Pangeran Martapura. Walau demikian, Sinuhun Hanyakrakusuma tetap menjamin keperluan untuk kehidupan seluruh penghuni padepokan Gunung Pring.
Sementara itu, gugurnya Sinuhun Hanyakrawati dan kemudian ada wisuda nata yang aneh – mereka menyebutnya Raja Sehari untuk Pangeran Martapura dan kemudian wisuda nata yang sesungguhnya untuk Raden Mas Rangsang telah tersebar luas ke seluruh pelosok negeri. Bahkan gelar raja Panembahan Hanyakrakusuma pun menjadi buah bibir kawula di seluruh telatah Mataram. Namun untuk memudahkan ucapan, mereka menyebutnya Sinuhun Hanyakrakusuma.
Bahkan khabar itu juga telah sampai di kadipaten-kadipaten di sekitar Surabaya. Di wilayah itu tidak ada satupun kadipaten yang mengutus utusan untuk menghadiri tata upacara pemakaman Sinuhun Seda Krapyak dan rangkaian wisuda nata selanjutnya. Namun mereka telah mendengar bahwa yang berkuasa di Mataram sekarang adalah Panembahan Hanyakrakusuma, putra dari Sinuhun Hanyakrawati.
Para adipati di sekitar Surabaya tetap pada kesepakatan semula, bahwa mereka tidak mau tunduk kepada Mataram, namun juga tidak ingin menyerang Mataram. Bahkan kemudian, para adipati di telatah Madura menyatakan lepas dari Mataram dan masing-masing kadipaten menyatakan kemerdekaannya, tidak terikat dengan negeri manapun.
Namun demikian, para adipati di telatah selatan seperti Ponorogo dan sekitarnya tetap mengakui sebagai bagian dari Mataram. Demikian pula para adipati di wilayah timur seperti Blambangan dan para adipati di sekitarnya tetap setia kepada Mataram. Apalagi Sinuhun Hanyakrakusuma putra Sinuhun Hanyakrawati terhitung cucu dari Prabu Siung Laut di Blambangan. Kadipaten Blambangan yang kuat disegani oleh para adipati di wilayah timur itu. Mereka tidak ingin berselisih dengan kadipaten Blambangan. Sedangkan para adipati di bang tengah dan bang kulon tetap utuh menjadi bagian dari Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati ingin mengetahui para adipati yang tetap menjadi bagian dari Mataram dan yang ingin lepas dari Mataram. Itu bisa diketahui ketika pasewakan agung yang pertama berlangsung nanti.
Seluruh adipati di bang kulon, bang tengah dan bang wetan termasuk adipati Surabaya dan sekitarnya diundang pula. Demikian pula para adipati di telatah Madura.
Sementara itu, khabar tentang bercokolnya pasukan dari bangsa kulit putih di telatah Sunda Kelapa telah didengar pula oleh Sinuhun Hanyakrawati. Bahkan telah didengar pula bahwa pasukan dari bangsa kulit putih itu telah merintis kembali untuk membangun barak prajurit di Panarukan. Hal-hal itu akan menjadi bahan perbincangan dalam pasewakan agung yang segera akan berlangsung.
Namun sebelum pasewakan agung berlangsung, Sinuhun Hanyakrakusuma ingin mengumpulkan para kerabat dekat trah Mataram. Ia tidak ingin ada keretakan di dalam keraton. Demikian pula para nayaka praja keraton Mataram. Para paman dan bibi saudara dari Sinuhun Hanyakrawati dan para saudara seayah dari Sinuhun Hanyakrakusuma akan diundang semua. Hanya Pangeran Martapura yang tidak akan diundang. Bahkan para paman yang selama ini tidak muncul ke permukaan, bahkan ada yang pernah berontak terhadap Mataram seperti Pangeran Puger dan Pangeran Jagaraga dirangkulnya pula. Tentu saja tanpa Raden Rangga yang telah gugur.
Mereka adalah; Gusti Kanjeng Ratu Pambayun, Pangeran Puger, Pangeran Teposono, Pangeran Purbaya, Pangeran Rio Manggala, Pangeran Adipati Jayaraga, Gusti Raden Ayu Demang Wiramantri, Pangeran Adipati Pinggoloyo, Pangeran Juminah, Pangeran Adipati Martoloyo, dan Pangeran Tanpa Nangkil.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
