Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#346

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(346)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Mereka, Ki Juru Martani, Ki Penjawi, Ki Pemanahan, Raden Mas Danang Sutawijaya sedang berembug bagaimana nanti harus menghadapi Harya Penangsang.
Sehubungan dengan janji Sultan Hadiwijaya yang akan menghadiahkan Bumi Pati dan Alas Mentaok bagi siapapun yang mampu membunuh Harya Penangsang.
“Di sini tidak ada keharusan untuk berperang tanding. Jadi bisa dihadapi berdua, bertiga atau pun berempat…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Jadi Danang bisa ikut menghadapi Harya Penangsang, Uwa…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya yang menangkap maksud dari Ki Juru Martani yang memungkinkan Harya Penangsang di hadapi berempat.
“Kau adalah penunggang kuda yang terampil. Kau besuk mendapat tugas untuk memancing Harya Penangsang dengan kuda betina agar kuda Gagak Rimang kebanggaannya menyeberang kali Bengawan Sore …..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Adi Penjawi dan Adi Pemanahan yang harus bersiap untuk menghadapi Harya Penangsang. Sedangkan aku yang akan berjaga-jaga jika ada keadaan yang tak terduga……!” Lanjut Ki Juru Martani.
Kemudian Ki Juru Martani melanjutkan; “Akan aku tulis surat tantangan yang bisa membakar amarah Harya Penangsang……!”
“Apakah aku yang harus mengantarkan surat tantangan itu Kakang…..?” Bertanya Ki Pemanahan.
“Jangan……! Biarlah nanti seorang prajurit yang menyampaikan surat tantangan itu…..!” Jawab Ki Juru Martani.

Malam itu para prajurit Pajang masih sempat beristirahat di pakuwon di wilayah Ngraho. Namun sebelum matahari mengintip dari ufuk timur, pasukan itu sudah harus menuju ke tepian kali Bengawan. Para senopati telah mengatur pasukannya masing-masing serta gelar perang yang akan dilaksanakan besuk. Namun yang selalu ditekankan oleh para senopati kepada para prajuritnya adalah sebelum perang besar benar-benar terjadi harus sudah bisa mengurangi kekuatan lawan.
“Kita jangan sampai terpancing menyeberangi kali Bengawan. Sebaliknya, pancinglah lawan agar mereka yang menyeberangi sungai…..!” Berkata para senopati kepada pasukan masing-masing seperti yang dipesankan oleh Ki Juru Martani.

Musim saat itu adalah musim kemarau. Kali Bengawan Sore yang jika musim penghujan harus diseberangi dengan perahu getek atau perahu tambang, namun saat itu bisa diseberangi dengan bertelanjang jaki.
Sungai yang lebar membuat kedalaman sungai merata sedalam lutut orang dewasa namun di beberapa cekungan ada yang sedikit lebih dalam. Jika para prajurit menyeberang tidak akan membuat mereka terhanyut, namun tentu menguras tenaga.

Malam itu Ki Juru Martani telah membuat surat tantangan. Surat tantangan seakan dari Sultan Hadiwijaya sendiri. Jika surat tantangan itu atas nama orang lain seperti Ki Penjawi, Ki Pemanahan atau Ki Juru Martani sendiri, tentu tidak akan ditanggapi oleh Harya Penangsang. Harya Penangsang pasti merasa tidak sebanding dengan mereka. Lagi pula, dendam Harya Penangsang kepada Jaka Tingkir sudah sampai ubun-ubun. Dua kali ia gagal membunuh Jaka Tingkir, bahkan dipermalukan.
Ki Juru Martani mengetahui itu. Maka ia membuat surat tantangan yang bisa membuat Harya Penangsang tersulut amarahnya.

Sementara itu, pasukan gabungan Demak Jipang beserta pasukan dari berbagai kadipaten masih belum bersiaga untuk bertempur. Mereka tahu bahwa Sultan Harya Penangsang baru hari besuk selesai menjalani tapa brata. Mereka memperhitungkan, paling cepat baru lusa bersiaga untuk bertempur. Mereka yakin lusa atau hari berikutnya akan mampu melibas pasukan Pajang yang mereka yakini tak akan mampu menghimpun pasukan sebesar pasukan Jipang. Mereka akan memancing agar pasukan Pajang menyeberangi Bengawan Sore. Dengan demikian mereka akan dengan mudah melibas pasukan Pajang.
Ki Patih Mentahun maupun Pangeran Harya Mataram belum memerintah kepada para senopati pasukan Jipang untuk bersiaga.
……………
Bersambung………….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *