Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#357

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(357)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Tak jauh dari arena pertempuran antara pasukan Pajang melawan pasukan Demak Jipang yang telah usai, Ki Patih Mentahun masih bertempur melawan Ki Juru Martani. Mereka sudah tidak bersenjata lagi karena tidak leluasa untuk adu kesaktian.
“Lihatlah Ki Patih…..! Pasukanmu telah tumpas tapis tak bersisa…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Setelah kau mampus, pasukan Pajang akan aku gulung seorang diri…..!” Sesumbar Ki Patih Mentahun.
“Mengapa tidak segera kau lakukan, Ki Patih…..?” Bertanya Ki Juru Martani.
Ki Juru Martani memang masih melayani Ki Patih Mentahun yang telah mengerahkan segala kesaktiannya. Sedangkan Ki Juru Martani sekedar melayani Ki Patih Mentahun. Ki Juru Martani memang belum mengerahkan puncak ilmunya karena tahu bahwa pasukan Pajang tidak dalam bahaya.
Sebelumnya, Ki Patih Mentahun telah mengerahkan berbagai ilmu jayakawijayan. Namun Ki Juru Martani selalu bisa mengimbangi. Bahkan ketika telah mengerahkan puncak ilmunya, Ki Patih Mentahun tidak mampu melukai Ki Juru Martani. Bahkan Ki Juru Martani yang telah lebih separuh baya itu masih tetap segar bugar. Sedangkan Ki Patih Mentahun yang mulai kehilangan akal. Namun demikian, Ki Juru Martani memang belum melancarkan serangan yang mematikan ke arah Ki Patih Mentahun.
“Nanti Kanjeng Sultan Harya Penangsang yang akan menumpas kalian semua…..! Tidak ada orang yang akan mampu menandingi Kanjeng Sultan Harya Penangsang yang telah tuntas dengan ilmunya. Jaka Tingkir pun tidak……!” Berkata Ki Patih Mentahun yang tidak tahu bahwa Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya tidak berada di medan laga.
“Namun sampai saat ini anganmu itu tidak terjadi…..!” Lihat pula pasukan besar yang mencoba menyeberang sungai itu sampai saat ini masih tertahan di tengah sungai. Bahkan aku lihat banyak prajurit Jipang yang berbalik kembali ke tepian…..!” Berkata Ki Juru Martani dengan tenang.
“Sungguh sangat licik cara bertempur prajurit Pajang, tidak berani beradu dada……!” Berkata Ki Patih Mentahun.
“Lebih licik para soreng yang merunduk Kanjeng Sultan Hadiwijaya di malam hari. Beruntungnya para soreng itu hanyalah berandalan tak berilmu…..!” Balas Ki Juru Martani menyindir.
Ki Patih Mentahun sungguh sangat gelisah mengetahui keadaan medan peperangan yang sangat tidak menguntungkan bagi pasukan Demak Jipang.
Ki Juru Martani yakin bahwa Mas Danang Sutawijaya akan dapat dilindungi oleh Ki Penjawi dan Ki Pemanahan. Dari tempat itu Ki Juru Martani tidak bisa melihat Mas Danang Sutawijaya yang tadi menggoda kuda Gagak Rimang jauh ke arah hulu. Bahkan Ki Juru Martani memuji cara Mas Danang Sutawijaya untuk membuat kuda Gagak Rimang kelelahan karena menyusur melawan arus sungai Bengawan Sore. Dan tentu saja juga membuat Sultan Harya Penangsang semakin marah.

Sementara itu, walau waktunya hampir bersamaan, namun alur cerita tidak bisa ditulis secara berbarengan. Ketika sedang terjadi pertempuran antara pasukan Pajang melawan pasukan Demak Jipang, dan di medan yang lain pasukan Demak Jipang masih tertahan di tengah sungai. Bahkan pasukan itu telah kehilangan banyak prajurit walau belum sempat berhadapan secara langsung melawan pasukan Pajang. Dan banyak pula prajurit yang berbalik kembali ke tepian karena luka tertembus anak panah atau pun lembing.
Saat itu Pangeran Harya Mataram yang terlambat menyusul ke tepian sungai karena harus mengatur keraton yang kosong terkejut bukan buatan. Ketika sampai di tepian banyak para prajurit yang terluka. Dan iapun sibuk merawat para prajurit yang terluka itu. Pangeran Harya Mataram belum sempat untuk menyeberangi sungai.

Saat itu, kuda Gagak Rimang telah hampir mencapai pinggiran sungai. Namun di pinggiran itu air sungai tidaklah dangkal, namun kira-kira setinggi perut orang dewasa. Dalam kedalaman air itu, kuda Gagak Rimang yang mulai kelelahan tak segera bisa meloncat ke pinggir sungai. Sedangkan kuda betina Raden Mas Danang Sutawijaya masih menggoda kuda Gagak Rimang dengan ringkikannya.
……………….
Bersambung………….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *