Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#364

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(364)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Pemanahan dan Ki Penjawi setuju dengan saran dari Ki Juru Martani.
“Biarlah Raden Mas Danang aku panggil…..!” Berkata Ki Penjawi.
“Ya silahkan…..!” Jawab Ki Juru Martani.

Ketika tiba di barak Raden Mas Danang Sutawijaya, pintunya tertutup. Terpaksa Ki Penjawi harus ketok-ketok pintu yang sangat sederhana itu.
“Raden……! Raden dipanggil Kakang Juru……!” Berkata Ki Penjawi.
Namun tidak segera mendapat sahutan dari dalam kamar.
Ki Penjawi mengira bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya sedang keluar dari ruangan. Ketika Ki Penjawi akan meninggalkan tempat itu, baru terdengar sahutan dari dalam kamar.
“Baik Paman…..! Danang segera menghadap Uwa…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya dari dalam kamar.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun segera keluar dan kemudian mengunci kamar dari luar.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian menemui Mas Manca untuk mengawasi kamar yang ditempatinya.
“Tolong Paman, kamar saya diawasi, ada barang berharga di dalamnya…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Mas Manca tersenyum karena tahu yang ada di dalam kamar itu.
“Baiklah Raden, jangan khawatir…..!” Jawab Mas Manca.

Raden Mas Danang Sutawijaya telah menghadap para sesepuh. Ki Juru Martani segera menyampaikan rencana yang sebelumnya telah dibicarakan oleh para sepuh. Karena mendapat hadiah atau tidak, Raden Mas Danang Sutawijaya tetaplah seorang putra raja.
“Saya percaya akan kebijaksanaan para sesepuh. Jika seperti itu yang telah disepakati, Danang menyerahkan sepenuhnya…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya yang juga merupakan putra kandung dari Ki Pemanahan.
Hadiah tanah yang dijanjikan adalah telatah Bumi Pati dan telatah Bumi Alas Mentaok.

Raden Mas Danang Sutawijaya sesungguhnya sudah tidak sabar untuk meninggalkan pertemuan dengan para sesepuh itu. Ia ingin segera kembali menemui barang berharga yang tadi dititipkan kepada Mas Manca.

Malam itu, hampir semua prajurit menikmati malam untuk beristirahat. Esok hari, seluruh pasukan akan kembali ke Pajang.
Mereka akan pulang dengan membawa kemenangan. Mereka pun akan membawa harta jarahan yang tidak sedikit. Namun para prajurit Pajang sama sekali tidak mengganggu rumah-rumah warga.
Keraton Demak Jipang sendiri telah benar-benar kosong. Harta benda yang sangat berharga telah dikuras diangkut ke Pajang. Para penghuninya pun memilih mengungsi. Demikian juga sudah tidak ada lagi tokoh sakti yang bisa menjadi saka guru untuk tegaknya sebuah pemerintahan.
Kekuasaan Demak Jipang benar-benar telah runtuh.

Sebelum matahari mengintip dari ufuk timur, Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan Ki Penjawi telah mendahului kembali ke Pajang. Mereka ingin segera melaporkan kemenangan pasukan Pajang terhadap pasukan Demak Jipang. Namun sebelumnya mereka telah berpesan kepada Mas Manca, Mas Wila dan para adipati maupun para senopati. Juga bertanya kepada Raden Mas Danang Sutawijaya, apakah akan bersama para sesepuh atau bersama pasukan Pajang yang besar itu.
“Danang akan bersama pasukan saja, Uwa……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya yang tidak mungkin meninggalkan Dyah Ayu Angronsari yang menjadi putri rampasan.
Dyah Ayu Angronsari adalah nama dari istri selir dari mendiang Sultan Harya Penangsang yang sebelumnya telah menombak Raden Mas Danang Sutawijaya. Dyah Ayu Angronsari yang kagum akan kesaktian Raden Mas Danang Sutawijaya itu kemudian jatuh hati kepada anak muda yang tampan dan gagah serta kokoh kuat itu.
Para sesepuh hanya tersenyum karena tahu apa yang sedang dialami oleh anak muda itu.
“Kau harus selalu berhati-hati, dan jangan sampai lengah…..! Bagaimana pun juga, wanita itu adalah istri musuh…….!” Pesan Ki Pemanahan sebagai ayah kandung dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baik Bapa……! Pesan Bapa akan selalu Danang ingat…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya singkat.
…………….
Bersambung………..
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *