Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#363

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(363)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Namun Ki Penjawi selalu berpesan, jangan menjarah harta milik warga. Karena jika warga yang menjadi sasaran hanya akan menimbulkan dendam yang berkepanjangan. Padahal, kawula Jipang nantinya juga merupakan bagian dari Kasultanan Pajang. Para prajurit pun paham maksud dari Ki Penjawi.

Sore hari itu, pasukan Pajang sebagian besar telah menyeberangi sungai Bengawan Sore. Tidak ada hambatan apapun karena hampir semua prajurit gabungan Demak Jipang telah meninggalkan barak untuk kembali ke kadipaten masing-masing. Kiranya sudah tidak ada gunanya untuk melanjutkan pertempuran melawan pasukan Pajang. Kurban di pihaknya sudah cukup banyak. Lagipula, tokoh-tokoh utama dari Demak Jipang sudah tidak ada lagi. Sultan Harya Penangsang dan Ki Patih Mentahun telah gugur, Pangeran Harya Mataram tidak tampak entah pergi ke mana. Demikian juga Kanjeng Sunan Kudus pun tidak tampak.
Bahkan para prajurit Demak Jipang pun memilih menjauh dari keraton. Mereka tak ingin terjadi bentrokan dengan para prajurit Pajang. Mereka menyadari bahwa di dalam pasukan Pajang terdapat para senopati berilmu tinggi. Terbukti bahwa Kanjeng Sultan Harya Penangsang dan Ki Patih Mentahun yang berilmu sangat tinggi gugur menghadapi para senopati Pajang. Mereka telah mendengar bahwa tiga serangkai dari Sela adalah orang-orang yang berilmu sangat tinggi. Belum lagi putra angkat Sultan Hadiwijaya, Raden Mas Danang Sutawijaya yang tombaknya mampu menembus ilmu kebal Kanjeng Sultan Harya Penangsang.

Para prajurit yang dipimpin oleh para senopati benar-benar telah menguasai keraton. Di dalam keraton sama sekali tidak ada seorang pun, para penghuni memilih mengungsi di tempat sanak saudara di luar benteng keraton. Mereka sempat mengamankan harta benda yang bisa dibawa. Namun yang berat-berat tentu tidak sempat mereka bawa. Demikian pula di gedong pusaka. Beberapa pusaka sempat diamankan oleh para prajurit yang menjaga gedong pusaka. Namun tentu tidak semuanya bisa mereka bawa.
Ketika para prajurit Pajang memasuki keraton Jipang, mereka benar-benar menjarah apapun yang bisa dibawah. Namun penjarahan itu bukan menjadi milik para prajurit perorangan, tetapi untuk seluruh pasukan yang mendukung perjuangan Pajang. Mereka layak mendapat imbalan karena telah rela bergabung dengan pasukan Pajang yang memenangkan peperangan.
Menjelang petang hari, mereka telah berhasil membawa harta kekayaan keraton Jipang, termasuk pusaka-pusaka yang sangat bernilai sebagai rampasan perang.
Mereka tidak ingin bermalam di sekitar keraton Jipang, bagaimana pun, mereka memperhitungkan keselamatan para prajurit. Karena mereka yakin, para prajurit Jipang pasti masih berada di sekitar keraton. Dan mereka bisa berbuat apapun karena lebih menguasai medan.
Ketika hari mulai gelap, mereka telah berhasil menyeberang kembali dan kemudian menuju ke pakuwon.

Sementara itu, Ki Juru Martani, Ki Penjawi dan Ki Pemanahan sedang berunding. Bagaimana nanti memberi laporan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya tentang gugurnya Harya Penangsang.
Jika dilaporkan yang berhasil membunuh Harya Penangsang adalah Danang Sutawijaya, tentu hadiah yang dijanjikan akan tak banyak berarti karena Raden Mas Danang Sutawijaya adalah putra angkatnya. Bumi Pati dan kawasan Alas Mentaok tetap menjadi kuasa Pajang.
“Akan aku sampaikan kepada Kanjeng Sultan, bahwa yang berhasil membunuh Harya Penangsang adalah Adi Pemanahan dan Adi Penjawi…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Bagaimana mungkin itu, Kakang……!”
Bertanya Ki Penjawi.
“Benar yang melontarkan tombak Kiai Plered memang Jebeng Sutawijaya, namun semua itu bisa terjadi karena petunjuk dari kalian berdua. Dan lagi itu semua jika Jebeng Sutawijaya tidak berkeberatan. Namun jika Jebeng Sutawijaya bersikukuh, kalian yang tua-tua harus mengalah……!” Berkata Ki Juru Martani.
……………
Bersambung………..
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *