Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#387

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(387)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Jebeng kemudian menyerutup wedang jahe legen tersebut, terasa hangat dan nikmat. Ia memang belum pernah mencicipi wedang jahe legen. Biasanya adalah gula jahe gula aren atau gula merah. Wedang jahe gula legen terasa beda.
“Sesungguhnya apa yang terjadi dengan suara gemuruh dan penampakan yang saya lihat itu, Paman…..?” Jebeng mengulangi pertanyaan yang tertunda karena kemunculan Mbok Reja.
“Menurut cerita yang beredar, peristiwa tersebut dinamakan Lampor. Dipercaya oleh yang mempercayai bahwa itu adalah iring-iringan bala tentara _lelembut_dari gunung Mereka ke Laut Kidul…..!” Berkata Ki Reja.
“Pasukan _lelembut…..! Aku juga pernah mendengar itu di Granting. Namun kami yang berada tak jauh dari puncak Merapi malah belum pernah mendengar suara bergemuruh itu, apalagi melihatnya…..!” Berkata Jebeng yang tak lain adalah Raden Mas Danang Sutawijaya tersebut. Walau sesungguhnya ia tidak berasal dari Granting. Ia hanya pernah mengembara sampai di tempat itu.
“Yang bisa mendengar cukup banyak, namun yang beruntung bisa melihat hanya sedikit, bahkan amat jarang. Dan Den Baguse sampeyan menjadi salah seorang yang beruntung itu…..!” Jawab Ki Reja.
Raden Mas Danang Sutawijaya mengangguk-angguk karena benar merasa beruntung.
“Artinya, kali Opak itu seakan menjadi jalan raya dari gunung Merapi ke Laut Kidul, Paman…..?” Bertanya Jebeng lagi.
“Aku tidak tahu pasti karena belum melihat sendiri. Tetapi menurut ceritera memang demikian…..!” Berkata Ki Reja.

Pembicaraan terhenti ketika Mbok Reja keluar dengan membawa nampak bambu yang di atasnya ada cowek tanah liat ditutupi daun pisang.
“Ini kluwa tela puhung….! Silahkan untuk sarapan….! Tadi pasti belum sarapan apapun…..!” Berkata Mbok Reja ramah.
“Terimakasih Mbok….! Benar belum sarapan, bahkan minum pun belum. Di sini sudah di sajikan komplit…..!” Jawab Jebeng Danang Sutawijaya.
Kluwa tela puhung adalah tela puhung yang digodog dengan gula dan sedikit santan. Sarapan manis yang membuat kenyang.

Ki Reja kemudian melanjutkan ceritanya.
“Konon ceritanya, di laut kidul ada keraton lelembut yang dipimpin oleh seorang wanita, Kanjeng Ratu Kidul namanya dengan pasukan para wanita. Konon pula, menurut cerita, Kanjeng Ratu Kidul itu seperti seorang wanita yang cantik jelita dengan busana yang serba berwarna hijau gadung…..!”
“Menarik sekali, Paman…..! Yang aku lihat tadi malam adalah iring-iringan kereta serta kuda dengan penunggangnya. Namun tidak jelas wujud dari para penunggangnya itu. Penunggang yang naik kereta juga tidak jelas aku lihat karena di malam hari…..!” Berkata Jebeng Danang Sutawijaya.
“Meskipun demikian, sampeyan tetap beruntung…..!” Berkata Ki Reja.

Perbincangan masih berlanjut ke berbagai hal. Jebeng Danang Sutawijaya senang mendapatkan banyak cerita dari Ki Reja. Ki Reja pun senang bisa berjumpa dengan orang yang beruntung bisa melihat iring-iringan pasukan lelembut. Ia yakin bahwa anak muda ini pasti memiliki kelebihan.
Namun setelah matahari memanjat naik, Jebeng Danang Sutawijaya segera minta diri.
“Maaf Paman….., Jebeng akan mencari tempat lain ke arah selatan untuk tapa brata. Jebeng sekalian mohon pamit, dalam kesempatan lain akan datang ke tempat ini lagi…..!” Berkata Jebeng Danang Sutawijaya.
“Oooh….., silahkan Den…..! Terimakasih atas kunjungannya…..! Kami tunggu lagi di kesempatan lain…..!” Berkata Ki Reja.
Setelah berpamitan juga kepada Mbok Reja, Raden Mas Danang Sutawijaya segera kembali ke gunung Bangkel. Perbekalan ules yang ia bawa memang di sembunyikan di atas gunung Bangkel.

Sementara itu, di Pasar Prambanan, hari itu masih ramai memperbincangkan kejadian kemarin. Mbok bakul yang tidak sempat melihat namun mendengar banyak cerita, bercerita dengan bersemangat kepada setiap pengunjung lapak dagangannya.
Mereka yang kemarin belum mendengar dibuat ternganga oleh cerita Mbok bakul itu.
…………..
Bersambung………
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *