Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#393

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(393)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Setelah Ki Ageng Giring mampu meredakan gejolak perasaannya. Dengan langkah pelan ia ke teras samping untuk menemui saudara seperguruannya yang telah lama tidak berkunjung. Ia sedikit menunduk tanpa senyuman.
Ki Pemanahan sedikit heran dengan sikap saudara seperguruannya itu yang seperti menanggung beban.
“Apakah Kakang sedikit tidak enak badan…..?” Bertanya Ki Pemanahan.
Ki Ageng Giring tidak menjawab, namun kemudian duduk di samping saudaranya itu.
“Adi….., apakah Adi telah menghabiskan air kepala muda itu sampai habis tuntas…..?” Bertanya Ki Ageng Giring.
Ki Pemanahan merasa aneh dengan pertanyaan Ki Ageng Giring itu. Mengapa yang ditanyakan hal yang sangat sepele. Bukan pertanyaan keselamatan atau tentang Pajang negeri yang sedang berkembang. Namun demikian Ki Pemanahan menjawab juga.
“Sepertinya Kakang tahu kalau aku akan datang sehingga telah menyediakan air kelapa muda untukku, Kakang….., terimakasih….!” Seloroh Ki Pemanahan sedikit bercanda.
Namun demikian Ki Ageng Giring tidak tersenyum sama sekali.
“Kau sungguh beruntung, Adi…..!” Berkata Ki Ageng Giring lirih dan datar.
Ki Pemanahan sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan saudara seperguruannya itu. Namun Ki Pemanahan tetap menjawab; “Yaa benar Kakang…..! Orang kehausan itu paling beruntung jika menemukan minuman yang paling disukai….!”
Masih dengan nada datar Ki Ageng Giring berkata; “Adi…..! Semestinya aku sangat marah kepadamu, namun aku menyadari bahwa pulung itu bukan hak-ku, tetapi menjadi hak-mu, keberuntunganmu…..!”
“Sepertinya Kakang Giring bersungguh-sungguh, apa yang terjadi, Kakang…..?” Bertanya Ki Pemanahan dengan bersungguh-sungguh pula.

Ki Ageng Giring tetap dengan nada datar bercerita tentang pohon kelapa yang hanya sebutir di samping halaman depan itu. Diceritakan bahwa Kanjeng Sunan Kalijaga pernah berkenan singgah di rumahnya. Bahwa Kanjeng Sunan dengan sungguh-sungguh telah menyampaikan wecan – atau jangka – atau ramalan, barang siapa minum air degan yang hanya sebutir itu, kelak akan menurunkan para penguasa tanah Jawa.
“Kakaaang……! Benarkah demikian…..?” Tiba-tiba Ki Pemanahan memotong cerita dari Ki Ageng Giring.
“Aku percaya dengan wecan dari Kanjeng Sunan itu, Adi…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
Tiba-tiba dada Ki Pemanahan berdetak kencang. Ia sama sekali tidak menduga bahwa air kelapa yang baru saja ia minum itu bertuah yang sangat besar. Dan semua itu sudah terjadi, dan dialah yang meminumnya, bukan Ki Ageng Giring saudara seperguruannya yang telah menyiapkannya. Untuk beberapa saat Ki Pemanahan tidak bisa berkata-kata dan bagaimana ia meski bersikap terhadap Ki Ageng Giring. Ia memahami bahwa Ki Ageng Giring sangat kecewa. Dan tadi dikatakan bahwa seharusnya Ki Ageng Giring marah kepadanya. Ia pun menyadari itu.
Ia sempat melirik ke Ki Ageng Giring yang bersedeku menyangga dagu. Sepertinya Ki Ageng Giring menahan kekecewaan yang tak tertahankan.
“Ini takdir yang yang dari atas….!” Tiba-tiba Ki Ageng Giring bergumam.
Ki Pemanahan menoleh sambil mengangguk-angguk kecil. Ia seakan menyetujui gumam dari Ki Ageng Giring itu.
Beberapa saat keduanya berdiam diri, mereka larut dalam lamunannya masing-masing.
Ki Ageng Giring melamunkan masa depan yang kurang gemilang.
Sebaliknya Ki Pemanahan membayangkan sebuah kerajaan yang besar dan anak cucunya yang akan berkuasa. “Mungkinkah…..!” Tiba-tiba terbersit keraguan dari Ki Pemanahan.
Namun tiba-tiba Ki Pemanahan teringat akan Alas Mentaok.
Ki Pemanahan kemudian menghubungkan mengapa Kanjeng Sultan Hadiwijaya tidak segera menyerahkan telatah Mentaok kepadanya. Ia pernah mendengar dari Ki Juru Martani kakak iparnya. Bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya pernah menerima kunjungan Sunan Mrapen. Kanjeng Sunan itu juga menyampaikan penerawangan untuk masa yang akan datang tentang telatah Mentaok. Bahwa telatah Mentaok dikemudian hari akan menjadi sebuah negeri yang lebih besar dari Pajang.
………….
Bersambung…………
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

0 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#393

  1. Eko Prasetyo 28/07/2023 at 16:29

    Selamat sore,
    Terimakasih pak naryo, atas hiburan selama ini setelah pensiun.
    Tulisan Bpk yg selalu saya tunggu setiap hari.
    Semoga Bpk selalu diberikan kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan, aamiin.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *