Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#397

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(397)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya berjalan di tepi pantai dengan pelan. Ia seakan menikmati hembusan angin laut yang kencang. Matahari yang telah condong ke barat tak terasa menyengat lagi.
Setelah sampai di ujung timur, terdapat bukit yang rindang.
Raden Mas Danang Sutawijaya tertarik untuk naik ke atas bukit itu. Dari sana ia berharap bisa leluasa memandang ke laut lepas dan juga hutan di seberang kali Opak.
Beberapa saat Raden Mas Danang Sutawijaya duduk di atas bukit. Ia bisa melihat betapa indahnya di saat sang surya terbenam di cakrawala di balik lautan luas. Pancaran sinar jingga bagai kipas raksasa.
Berkeloknya sungai Opak terlihat remang bagai ular raksasa yang menuju laut.
Di seberang kali Opak terlihat lebatnya hutan. “Apakah hutan itu juga bagian dari telatah Mentaok yang di hadiahkan oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya kepada Bapa Pemanahan…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian teringat cerita yang pernah didengar dari Ki Juru Martani, bahwa ada telatah di seberang kali Opak yang telah ramai yang telah ada pemerintahan sendiri. Telatah itu konon tidak jauh dari laut kidul pula. Telatah itu bagai tanah perdikan yang tak pernah tersentuh oleh kekuasaan besar saat itu. Bahkan sejak zaman Singasari sampai zaman Majapahit dan sampai sekarang oleh pemerintahan Pajang. Telatah itu adalah telatah Mangir yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir.
“Apakah Mangir tidak jauh dari tempat ini…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Untuk beberapa waktu Raden Mas Danang Sutawijaya masih duduk di atas bukit itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya belum tahu bukit apakah yang ia tempati saat itu. Sebab selama perjalanannya ia tak pernah bertemu dengan seorangpun. Namun ia pernah mendengar cerita dari sang uwa, Ki Juru Martani bahwa di laut kidul ada bukit yang disebut bukit Parangtritis. “Apakah tempat ini yang disebut Parangtritis…..?” Batin Raden Mas Danang.
Hari telah menjelang tengah malam, namun ombak lautan yang berbuih putih terlihat indah dari bukit itu. Ombak yang bergulung-gulung saling berkejaran. Sungguh sebuah pemandangan yang belum pernah disaksikan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
Terbersit pikiran dari Raden Mas Danang Sutawijaya untuk mencari tempat yang baik agar bisa menjalani puja semedi di sekitar tempat itu. Sebuah tempat menyatunya alam daratan dengan alam lautan.

Sementara itu, di tengah malam itu pula, di pertapaan Kembanglampir Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring juga sedang khusuk menjalani puja semedi.
Malam itu sudah berlangsung beberapa pekan. Tinggal beberapa hari lagi akan genap empat puluh hari empat puluh malam kedua pertapa itu menjalani laku tapa brata.
Sementara itu pula putra dari Ki Ageng Giring selalu setia memenuhi keperluan yang dibutuhkan oleh yang sedang menjalani laku tapa brata. Ia seorang lelaki yang gagah dan kuat pula seperti ayahnya ketika muda. Dia adalah Raden Mas Tambakbaya.

Namun akhirnya waktu empat puluh hari empat puluh malam tinggal satu malam ini. Hari esok adalah hari terakhir Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring laku tapa brata di pertapaan Kembanglampir ini.
Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring sangat khusuk dalam memusatkan nalar budi. Seakan keduanya mengosongkan diri dari alam nyata. Angin malam semilir dingin menggigit. Dupa yang dibakar oleh Raden Mas Tambakbaya semerbak terbawa angin sampai jauh di luar pertapaan. Kuntum bunga kemungkinan yang berguguran menyebarkan aroma wangi yang menusuk. Orang kebanyakan pasti akan merinding bulu kuduknya jika berada di pertapaan Kembanglampir saat itu.
Malam itu Raden Mas Tambakbaya yang biasa dipanggil Mas Tambak merasakan suasana berbeda dari malam-malam sebelumnya. Mas Tambak pun ikut larut dalam menjalani tapa brata.
…………
Bersambung………..
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

3 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#397

  1. TRI Widodo 02/08/2023 at 00:26

    Matur nuwun mas wo…….lanjut seri 378

    Balas
  2. Toetie 02/08/2023 at 05:37

    Maturnuwun pak Wo
    Dipun tenggo bab lajengipun.

    Balas
    1. Sutanto Prabowo 02/08/2023 at 07:24

      Sami-sami

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *