Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#456

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
456
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Mereka yang membuat jalan dari Papringan ke arah selatan semakin giat. Mereka mendengar dari Ki Ageng Giring sendiri bahwa ujung jalan yang akan dibangun sudah tidak panjang lagi. Antara yang sudah dibuat dengan yang belum, lebih panjang jalan yang telah dibuat. Dan lagi pula, jalan yang akan dibuat itu tidak selebar jalan yang akan dibuat. Pertimbangannya adalah agar gerobak bermuatan genteng dan batu bata bisa lewat. Untuk kemudian jalan itu akan dilebarkan kembali. Tanah yang datar dan sedikit menurun membuat pekerjaan lebih lancar. Lagi pula tanahnya bukan tanah liat yang liat tetapi tanah gembur yang subur.

Sementara itu, Ki Pemanahan, Ki Demang Karanglo dan Raden Mas Danang Sutawijaya sedang berbincang di pondok.
Ki Pemanahan akan menyampaikan gagasannya yang berkaitan dengan tanah yang sedang dikerjakan di sekitar beringin tua itu.
Selama ini belum dinamai tempat itu selain dari bagian Alas Mentaok.
“Tempat ini harus memiliki nama yang bermakna. Di samping itu, di telatah ini, sebelum ada prahara besar akibat letusan dahsyat gunung Merapi yang disebut Pralaya, pernah berdiri kerajaan besar. Bukti keberadaan kerajaan besar itu adalah banyaknya candi yang berdiri. Salah satunya adalah Candi Prambanan yang sangat indah itu. Jika tidak dibangun oleh negeri besar oleh raja besar, mustahil hal itu akan terwujud……!” Berkata Ki Pemanahan.
“Benar Ki, di sekitar Kalasan pun amat banyak candi-candi yang indah…..!” Berkata Ki Demang Karanglo.
“Aku ingin nunggak semi dengan nama kerajaan besar yang telah lalu. Lagi pula, nama itu bermakna untuk menghormati seorang ibu. Nama itu adalah Matr yang berarti ibu. Namun agar mudah pengucapannya, Matr kita ucapkan dengan Mataram. Tempat ini kita namai Mataram….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Mataram……, Mataram……!” Ucap Ki Demang Karanglo dan Raden Mas Danang Sutawijaya hampir berbarengan.
“Ya…..Mataram……!” Ucap ulang dari Ki Pemanahan.
“Besuk sebelum kita memulai kerja akan aku sampaikan kepada seluruh orang yang ada di sekitar beringin tua ini…..! Eeeh maksudku yang berada di Mataram ini…….!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kita kumpulan dahulu di bawah rindangnya pepohonan ini…..!” Usul dari Ki Demang Karanglo.
“Kalau begitu…., yang berada di Papringan besuk kita undang pula. Kita buat syukuran atas pemberian nama ini. Biarlah kita makan kembul bareng besuk pagi…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Nanti mesti ada yang membeli ayam ke Prambanan….!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Itu tidak perlu, Raden…..!” Biarlah nanti aku antar dari Karanglo. Di kademangan cukup banyak memelihara ayam…..!” Berkata Ki Demang Karanglo.
“Oooh terimakasih Paman….!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Kemudian diutuslah dua orang untuk datang ke Papringan. Dua orang untuk mengabarkan rencana syukuran atas nama yang akan menjadi nama tempat itu, Mataram.

Dalam pada itu, Ki Juru Martani benar-benar telah minta izin kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya untuk ikut bergabung dengan adik iparnya, Ki Pemanahan untuk babat Alas Mentaok.
“Kakang…….! Kakang di sini adalah seorang Patih – warangka raja yang amat kami hormati dan kami butuhkan. Bagaimana mungkin akan meninggalkan kerajaan untuk ikut babat alas……..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Nyi Juru yang selalu mendesak, Kanjeng…..! Dia ingin selalu dekat dengan saudara-saudaranya. Seluruh keluarga sudah boyongan ke Mentaok. Lagi pula Raden Mas Danang perlu pendampingan orang yang telah sepuh ini……..!” Lanjut Ki Juru Martani.
Sesungguhnya, Kanjeng Sultan Hadiwijaya berkeberatan untuk melepaskan Ki Juru Martani bergabung dengan Ki Pemanahan untuk babat Alas Mentaok. Namun dengan berbagai dalih, akhirnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya merelakan Ki Juru Martani untuk bergabung dengan Ki Pemanahan.
………….
Bersambung………
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *