Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#520

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(520)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya ingin memastikan, apakah di muara itu banyak buayanya atau tidak. Biasanya, buaya akan tampak sesekali menyembul moncong dan matanya akan tampak. Sambil merangkai batang pisang, Raden Mas Danang Sutawijaya mengamati permukaan air muara sungai Opak tersebut. Ia kemudian yakin bahwa muara itu aman, tidak tampak adanya buaya.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya justru terkejut ketika mendengar sesuatu yang dilemparkan ke air dari arah lebih ke hulu di seberang.
“Sepertinya ada penjala ikan di seberang sana…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya semakin tertarik untuk menyeberang. Sepertinya tidak hanya seorang yang sedang menjala ikan.
Ia kemudian berjalan ke arah hulu agar lebih dekat dengan penjala ikan tersebut. Ia berjalan sambil menenteng batang pisang yang telah dirangkai.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak ingin mengejutkan mereka. Ia bahkan kemudian berteriak.
“Pamaaan……! Bolehkah aku menyeberang……?”
Dua orang penjala ikan itu heran, karena selama ini, di sisi timur muara sungai Opak itu belum berpenghuni. Namun demikian, mereka tertarik untuk bisa berbincang dengan orang yang berteriak itu.
“Boleh Kisanak….., boleh…..!” Balas mereka.
Raden Mas Danang Sutawijaya bergembira mendapat sambutan dari seberang muara.
Ia kemudian membuat dayung dari pelepah daun kelapa. Dan rakit batang pisang pun telah siap.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak khawatir akan keselamatannya seandainya berselisih paham dengan dua orang penjala tersebut. Walau demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya memang akan menghindari perselisihan.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian berdiri di atas rakit batang pisang. Sedangkan dua orang di seberang memperhatikan bagaimana caranya Raden Mas Danang Sutawijaya menyeberangi muara itu.
Sambil berdiri di atas rakit batang pisang, Raden Mas Danang Sutawijaya mendayung kiri kanan kiri kanan rakit itu. Rakit batang pisang pun kemudian melaju.
Kedua orang penjala ikan itu kagum dengan cara menyeberang orang yang mereka lihat itu. Orang itu pasti memiliki tenaga yang kuat karena batang pisang melaju cepat. Mereka berdua pun penasaran, bagaimana di sisi timur itu ada penghuninya. Dan bahkan sekarang mendatangi mereka.
Sambil mendayung Raden Mas Danang Sutawijaya baru teringat bahwa di seberang kali Opak dan di sebelah timur kali Progo itu sudah ada penghuni dan bahkan ada tata pemerintahan, yakin Mangir. Yang ia dengan, terlatah Mangir dipimpin oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Yang ia dengar, telatah Mangir itu tidak pernah menjadi bagian dari pemerintahan manapun. Namun menurut pemahaman Raden Mas Danang Sutawijaya, telatah Mangir semestinya menjadi bagian dari telatah Mataram. “Baiklah nanti akan aku tanyakan kepada mereka…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Setelah sampai di tepian, Raden Mas Danang Sutawijaya meloncat ke tanah dengan ringannya.
“Selamat pagi Paman….., dan salam hormat saya haturkan…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Sopan santun orang yang baru menyeberang itu menarik bagi dua orang penjala ikan itu. Mereka yakin bahwa orang ini adalah orang baik-baik.
“Selamat pagi….., tetapi jangan terlalu hormat kepada kami, kami hanyalah pencari ikan…..!” Berkata salah seorang dari mereka.
Mereka pun kagum akan ketampanan anak muda itu. Dan ia juga tampak kuat dan berotot. Yang sebelumnya mereka telah kagum dengan cara menyeberang anak muda itu. Dengan rakit batang pisang yang sederhana, namun dengan cepat menyeberangi muara. Jika bukan orang yang berilmu tentu tidak akan mampu.
“Tetapi saya pasti mengganggu kerja dari Paman sekalian…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya dengan hormat.
“Ooh tidak Kisanak, masih banyak waktu untuk menjala ikan. Lagi pula, ikannya juga tidak akan lari kemana pun…….!” Dalih salah seorang dari mereka.
……………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *