Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#545

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

(@SUN-aryo)
(545)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Kanjeng Adipati Pati Ki Penjawi setuju dengan usulan dari Kanjeng Adipati Madiun Rangga Jumena. Di tengah malam itu, mereka belum bersiap untuk tidur, tetapi memperbincangkan rencana penyerbuan esuk hari.
“Sebelum matahari terbit pasukan ini harus sudah meninggalkan barak. Pasukan Lamongan kita sergap secara mendadak…..!” Berkata Kanjeng Adipati Pati Ki Penjawi.
Namun tiba-tiba seorang senopati telik sandi kemudian menyela.
“Tetapi kita harus berhati-hati. Menurut pengamatan prajurit sandi, ada gerakan yang mencurigakan di sepanjang jalur jalan yang akan kita lalui. Jangan-jangan itu adalah sebuah jebakan untuk mencelakai kita….!”
“Baiklah, itu kita pertimbangan….!” Berkata Ki Penjawi.
“Bagaimana jika kita menyerbu dengan menghindari jalur utama itu? Pasukan ini cukup besar untuk dibagi dua. Kita sergap dari dua arah dan menghindari jalan utama. Gelar perang Sapit Urang dalam wujud yang berbeda. Sapit urang yang sapitnya sangat besar…..!” Berkata Kanjeng Adipati Rangga Jumena.
“Aku setuju….! Akan segera kita persiapkan….!” Berkata Ki Penjawi selaku senopati agung.
Selagi mereka berbincang di tengah malam iru, mereka dikejutkan dengan suara derap kaki kuda dari arah barak pasukan Lamongan.
“Heeem…..! Siapa gerangan di tengah malam berani berkuda dalam keadaan seperti ini….?” Gumam Ki Penjawi.
“Kita harus berhati-hati, Kakang…..!” Berkata Kanjeng Adipati Rangga Jumena.
“Yaaa…..! Tentu saja….!” Sahut Ki Penjawi.
Sementara itu, di depan pintu gerbang beberapa prajurit menghentikan rombongan berkuda yang menuju ke barak pasukan Pajang.
“Hee berhenti Kisanak sekalian…..!” Berkata pimpinan prajurit jaga.
Mereka yang berkuda kemudian berloncatan turun.
Seorang yang berbusana ulama kemudian mengucapkan salam keagamaan yang dianutnya. Para prajurit pun kemudian membalas ucapan itu.
“Bagus….! Kalian telah tanggap dengan salam kami…..!” Berkata orang yang berpakaian ulama tersebut.
Mereka yang berkuda kemudian berloncatan turun.
“Sampaikan kepada Ki Penjawi dan Pangeran Timur bahwa Sunan Mrapen datang….. !” Berkata orang yang berpakaian ulama tersebut.
“Ooh maaf Kanjeng Sunan…..! Kami tidak tahu bahwa yang hadir adalah Kanjeng Sunan Mrapen…..! Marilah kami antar langsung kepada Kanjeng Adipati Pati Ki Penjawi…..!” Berkata pimpinan prajurit jaga.
Setelah mengikat kuda-kuda mereka, mereka kemudian diantar kepada Ki Penjawi.

Ki Penjawi dan Kanjeng Adipati Rangga Jumena terkejut ketika mengetahui bahwa yang hadir adalah Kanjeng Sunan Mrapen. Bahkan bersama Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama dan Raden Pranatu yang sudah mereka kenal. Mereka kenal sebagai pimpinan tertinggi dari pasukan lawan. Ki Penjawi tidak bisa menduga apa keperluan dari para petinggi itu. Terlebih mereka datang setelah lewat tengah malam.
Setelah saling mengucapkan salam dan berkabar keselamatan, Ki Penjawi kemudian menanyakan keperluan dari mereka yang datang.
“Membuat kami berdebar-debar, Kanjeng…..!” Berkata Kanjeng Adipati Pati Ki Penjawi.
“Tentu kabar baik yang kami bawa, Kanjeng Adipati….!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
“Syukurlah jika demikian…..! Kami tidak sabar untuk segera mendengar, Kanjeng……!” Lanjut Ki Penjawi.
Kanjeng Sunan Mrapen kemudian menceritakan sejak pertemuan dengan Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang dan kemudian pertemuan dengan Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama serta Raden Pranatu dan kemudian dengan Kanjeng Adipati Lamongan.
“Dari beliau semua ada kesamaan, yaitu bahwa tak ada yang menghendaki adanya korban dari pihak manapun. Dan satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya korban adalah dengan membatalkan perang…..!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
“Kami tentu tunduk kepada perintah Kanjeng Sultan Hadiwijaya…..!” Berkata Ki Penjawi.
“Dan perintah dari beliau Kanjeng Sultan Hadiwijaya itu telah dititipkan kepada-ku untuk mencegah terjadinya perang besar……!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
…………..
Bersambung………
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *