Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#558

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(558)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Namun sesungguhnya banyak dari para senopati maupun para prajurit yang setuju dengan usulan dari senopati itu. Mataram bagi mereka merupakan duri dalam daging bagi Pajang. Jika duri itu tidak segera dicabut akan menjadi penyakit yang sulit disembuhkan. Mumpung Mataram masih kecil sebaiknya segera digilas agar tidak membahayakan bagi Pajang sendiri. Bahkan jika diperintahkan, pasukan dari Demak sendiri akan mampu mengalahkan Mataram. Lagi pula pasukan yang telah berkumpul itu amat sayang jika tidak dimanfaatkan. Mereka, para prajurit dalam pasukan itu masih memiliki semangat berperang yang tinggi.
“Sebaiknya kita menghadap senopati agung Ki Penjawi. Beliau pasti sejalan dengan kita. Biarlah Ki Penjawi yang menyampaikan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya……!” Berkata salah seorang senopati.
“Danang Sutawijaya itu perlu diberi pelajaran agar mau menghadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya…..!” Berkata seorang senopati yang lain.
“Aku tidak yakin bahwa Danang Sutawijaya itu berilmu tinggi. Ia dianggap mampu membunuh Harya Penangsang. Padahal kenyataannya Harya Penangsang itu dikerubut…..!” Sahut senopati yang lain lagi.
“Jika pasukanku menyerang Mataram, akulah yang akan menghadapi Danang Sutawijaya satu lawan satu….!” Seloroh yang lain lagi.
“Menurut saya, hadiah yang diberikan kepada Pemanahan itu terlalu besar. Sedangkan senopati yang sesungguhnya itu adalah Ki Penjawi yang sekarang sebagai adipati Pati…..!” Sahut yang lain.
“Ayolah kita sekarang menghadap senopati agung Ki Penjawi…..!” Ajak seorang senopati.

Senopati agung Ki Penjawi terkejut menerima beberapa senopati yang menghadapnya. Lebih terkejut lagi setelah mengetahui maksud dari para senopati tersebut. Mereka, para senopati itu lupa menyadari bahwa Ki Pemanahan dan Ki Juru Martani yang sekarang di Mataram adalah seperguruan dengan Ki Penjawi. Bahkan Ki Penjawi dianggap yang termuda. Dan bagi Ki Penjawi tidak mungkin untuk menyerang Mataram. Bahkan Kanjeng Sultan Hadiwijaya pun satu perguruan dengan mereka itu.
“Biarlah Mataram berkembang menjadi sebuah negeri, sama dengan kadipaten- kadipaten yang lain. Mataram untuk menjadi sebuah negari yang kuat dan besar tentu membutuhkan waktu yang lama. Jangan kalian khawatirkan tentang Mataram itu…..!” Tanggapan dari Ki Penjawi setelah menerima usulan dari para senopati.
Para senopati itu kecewa, namun tidak bisa memaksakan diri. Terlebih Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri juga tidak menyetujui untuk menyerang Mataram.

Namun akhirnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya memerintahkan kepada seluruh pasukan agar kembali ke kadipaten mereka masing-masing. Dengan pesan jika sewaktu-waktu diperlukan akan dipanggil kembali. Namun demikian, sebagai tanda terimakasih, Pajang memberikan bekal untuk perjalanan pulang pasukan ke kadipaten masing-masing. Tidak ada penyerbuan ke Mataram atau pun ke kadipaten manapun.

Kini Pajang telah kembali ke kehidupan yang tenang tanpa permusuhan dengan kadipaten-kadipaten manapun. Beberapa kadipaten di pantai timur pulau ini memang belum sepenuhnya setia kepada Pajang, namun tidak ada tanda-tanda permusuhan apalagi pemberontakan.

Sementara itu, Ki Pemanahan dan Raden Mas Danang Sutawijaya telah berangkat menuju ke Pajang. Dua orang bapak anak itu tidak membawa pengiring. Bahkan keduanya berpakaian layaknya kawula biasa yang sedang bepergian jauh. Dan kuda yang mereka tunggangi juga kuda biasa agar tidak menarik perhatian di perjalanan. Mereka menyamar agar tidak ada yang mengetahui bahwa Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya Ngabehi Loring Pasar menghadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang. Raden Mas Danang Sutawijaya harap- harap cemas. Apakah Kanjeng Sultan Hadiwijaya akan marah besar atau sebaliknya menerima kehadiran Raden Mas Danang Sutawijaya dengan suka cita.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo
Berikan like dan komentar.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *