Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(576)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Ketika sampai di depan pintu, Ni Mas Mirah sempat berbisik; sebentar lagi kita semua akan berlatih olah kanuragan seperti pesan Raden…..!”
“Heeem….., yaa….. aku juga akan ikut serta…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya yang kemudian melangkah pergi meninggalkan Ni Mas Mirah.
Raden Mas Danang Sutawijaya memerlukan untuk beristirahat barang sejenak, karena hampir dua hari dua malam tidak tidur.
Ketika di pantai laut selatan, Raden Mas Danang Sutawijaya sama sekali tidak tidur. Dan kemudian perjalanan kembali sampai saat itu juga belum tidur. Namun demikian, perasaan puas dan rasa gembira mengalahkan semua itu.
Setelah tidur barang sekejap, Raden Mas Danang Sutawijaya segera bersiap untuk ikut dalam latihan bersama di pagi buta itu. Ia kemudian berlari-lari kecil menuju alun-alun sebelum didahului oleh mereka. Ia ingin memberi contoh yang baik kepada mereka semua.
Benar saja, Raden Mas Danang Sutawijaya sampai di alun-alun paling dahulu, belum ada seorangpun yang datang. Bahkan Ki Dhandang Wisesa dan Ki Karep Kertajaya pun belum tampak.
Raden Mas Danang Sutawijaya sempat berlari-lari kecil mengelilingi alun-alun ketika kemudian datang Ki Dhandang Wisesa dan Ki Karep Kertajaya.
“Sepagi ini Raden sudah berkeliling alun-alun…..?” Sapa Ki Karep Kertajaya.
“Udara yang dingin seperti ini cocok untuk lari-lari pagi……!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah masih gerakan dasar yang diajarkan kepada mereka……?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Yaaa….., masih gerakan dasar, namun sudah kami tambah gerakan sederhana untuk bertahan……!” Jawab Ki Dhandang Wisesa.
“Baiklah, dilanjutkan saja……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Seperti hari-hari kemarin, seluruh penghuni kawasan Kotagede yang tak berhalangan telah bersiap untuk mengikuti latihan. Dan beberapa saat kemudian mereka telah hampir berbarengan menuju ke alun-alun. Mereka sambil bersendagurau karena merasa senang dengan adanya latihan bersama itu. Mereka tidak mengeluh walau harus bangun di pagi buta. Pria wanita, tua muda semua berangkat, kecuali yang harus menyediakan minuman dan makanan kecil. Mereka yang menyediakan minuman dan makanan kecil itu pun harus bergantian sehingga semua bisa ikut latihan. Ni Mas Mirah pun ikut berangkat bersama mereka. Bahkan ia dipercaya sebagai salah satu pimpinan kelompok. Raden Mas Danang Sutawijaya mengetahui bahwa gadis itu memiliki bakat yang besar untuk menjadi seorang yang berilmu.
Dalam angan Raden Mas Danang Sutawijaya, semua penghuni kawasan ini akan menjadi seorang prajurit. Benar-benar prajurit dari sebuah negeri yang akan berdiri nantinya.
Semuanya kini telah berjejer rapi di alun-alun. Tak mereka sadari, mereka telah menempati tempat seperti hari sebelumnya.
Para tetua pun tak ketinggalan bersama mereka. Walau mereka telah berilmu tinggi, namun tak sungkan berbaur dengan mereka. Mereka adalah Ki Juru Martani, Ki Ageng Mataram, Ki Ageng Giring dan Ki Demang Karanglo yang lebih banyak tinggal di kawasan Kotagede itu daripada di dusun Karanglo sendiri.
Mereka semua bertambah semangat dengan kehadiran para tetua tersebut. Bahkan kini tampak Raden Mas Danang Sutawijaya bersama mereka. Raden Mas Danang Sutawijaya yang dalam beberapa hari kemarin tidak tampak.
Seperti sebelumnya, Ki Dhandang Wisesa memulai dengan gerakan ringan dan sederhana. Para tetua dan Raden Mas Danang Sutawijaya pun mengikuti gerakan yang sederhana itu.
Bahkan Ki Dhandang Wisesa mengiringi dengan hitungan agar mudah diikuti.
“Siji loro telu papat lima enem pitu wolu….! Siji loro telu papat lima enem pitu wolu…..!” Berulang-ulang sehingga mudah diikuti oleh mereka.
Bahkan tanpa disadari, mereka juga ikut menghitungnya.
“Siji loro telu papat lima enem pitu wolu….! Siji loro telu papat lima enem pitu wolu…..!” Mereka hampir bersamaan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo