Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#578

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(578)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Benar yang diceritakan oleh Ki Ageng Giring bahwa Alas Beringan sangat lebat dan jalan setapak satu-satunya masih sangat sepi.
Langkah kaki kuda tidak bisa cepat karena jalan setapak itu ditumbuhi rumput setinggi lutut.
Seseorang yang tidak memiliki bekal ilmu yang tinggi tak akan berani melewati jalan di tengah hutan yang seperti itu. Tetapi bagi Raden Mas Danang Sutawijaya merupakan tantangan yang harus diatasi. Ia cukup berpengalaman sebagai seorang petualang. Dalam keadaan jalan seperti itu, ia memerlukan galah bambu atau kayu sebesar lengan untuk menyibak semak atau sulur yang menghadang jalan. Maka dengan pisau belati ia kemudian memotong dahan sebesar lengan yang lebih panjang dari sebatang tombak, bahkan lembing.
Dengan galah itu, ia bisa menyibak belukar tanpa harus turun dari kuda.

Tiba-tiba kuda yang ia tunggangi meringkik keras dan kaki depan diangkat ke atas.
Raden Mas Danang Sutawijaya waspada. Beberapa langkah di depan kuda ada beberapa ekor buaya yang sedang berjemur dan pasti juga sedang menanti mangsa. Raden Mas Danang Sutawijaya tak ingin berbalik arah. Ia kemudian teringat cerita tentang Kebo Ndanu yang mengamuk di hutan Prawata. Kebo Ndanu yang kemudian ditaklukkan oleh Jaka Tingkir yang sekarang sebagai Sultan Panjang. Ia pun tak ingin mundur menghadapi buaya-buaya itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya berpengalaman untuk mengusir buaya. Ia segera meloncat turun dengan galah panjang di tangan. Dengan galah itu ia kemudian memukul-mukul kan ke arah buaya-buaya itu. Bahkan dengan pukulan yang kuat sehingga buaya yang kena pukul pasti akan lari kesakitan. Beberapa buaya memang dengan mudah dipukul oleh Raden Mas Danang Sutawijaya yang berilmu tinggi itu.
Akhirnya buaya-buaya itu pun menyingkir dan tak ada yang berani menyerang Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ia kemudian meloncat ke punggung kuda untuk melanjutkan perjalanan. Hutan di sepanjang jalan setapak itu memang sangat pepat dengan pepohonan yang besar-besar. Hutan yang serasa menyeramkan karena banyak pohon beringin tua yang akar-akarnya menjuntai sampai ke tanah. Pantas jika jalan setapak itu teramat sepi. Hampir pasti tidak ada orang yang seorang diri berani melewati hutan Alas Beringan itu. Jika melewati, mereka pasti berombongan dan karena suatu keperluan yang sangat penting. Namun bagi Raden Mas Danang Sutawijaya hutan itu merupakan tantangan yang harus ditaklukkan.
“Menurut Ki Ageng Giring, jalan ini justru jalan pintas yang paling dekat untuk menuju ke Menoreh dan Bagelen. Suatu saat jalan ini harus dibuka dan diperlebar. Telatah ini masih bagian dari Mataram, dan tidak terlalu jauh……!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.

Akhirnya Raden Mas Danang Sutawijaya telah keluar dari hutan Alas Beringan. Dan kini hutannya tidak lebat karena tanahnya berkapur.
“Pasti sudah tidak terlalu jauh dari gunung gamping seperti yang diceritakan oleh Ki Ageng Giring…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Menurut Ki Ageng Giring, gamping yang dihancurkan sangat cocok untuk pemasangan batu bata dalam pembuatan bangunan. Bahkan menurut Ki Ageng Giring pula, batu bata yang dihancurkan yang dicampur dengan gamping dan pasir halus bisa untuk lepa bangunan menjadi halus.
“Gunung gamping ini masih lebih dekat dengan Berja tempat pembuatan batu bata. Gampingnya harus bisa dimanfaatkan untuk membangun Kotagede…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Sejenak Raden Mas Danang Sutawijaya beristirahat di tepi sungai kecil untuk memberi kesempatan kepada kudanya minum dan makan rerumputan. Dan is sendiri juga memerlukan beristirahat serta minum. Kebetulan di tepi sungai itu ada pohon kelapa yang masih rendah namun sudah berbuah. Pohon ini pasti tumbuh sendiri karena terbawa aliran sungai. Tidak ada yang menanam, batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ia segera memanjat untuk memetik sebutir degan.
……………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *