Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#634

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(634)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang hanya menggeleng kepala dengan sederhana. Orang yang mencoba meraihnya pun gagal menyentuh ikat kepala yang sedang dipakai oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Orang itupun kembali merenggut ikat kepala itu, namun kali ini pun gagal lagi. Raden Mas Danang Sutawijaya hanya sedikit menundukkan kepala. Tetapi orang tersebut tidak menyadari bahwa gerakan yang sederhana itu dilakukan oleh seorang yang berilmu tinggi. Ia mengira bahwa itu hanya karena ia kurang bersungguh-sungguh menghadapi orang yang ia anggap sebagai tukang satang yang masih muda itu.
Bagi Raden Mas Danang Sutawijaya, tindakan ingin meraih ikat kepala adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Raden Mas Danang Sutawijaya tidak ingin diperlukan seperti itu. Tiba-tiba, Raden Mas Danang Sutawijaya-lah yang merenggut ikat kepala yang dipakai oleh orang itu. Tanpa diduga sama sekali, ikat kepala itu kemudian ditampar-kan ke wajah pemiliknya. Yang terjadi membuat terhenyak siapapun orang yang melihatnya. Orang itu sempoyongan dan kemudian jatuh terjerembab. Bibirnya pun mengucurkan darah segar. Orang itu serasa mendapat hantaman lempeng baja. Ia pun mengerang kesakitan.
“Licik kau…..!” Teriak salah seorang kawan orang yang kesakitan itu sambil menyerang Raden Mas Danang Sutawijaya dengan sebilah pedang.
“Mampus kau…..!” Teriaknya.
Namun orang tersebut terkejut bukan kepalang. Bukannya pedangnya berhasil menebas leher lawannya. Namun pedangnya dibelit dengan ikat kepala dan kini berpindah ke tangan Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ouuchh…..!” Orang itu tiba-tiba mengaduh.
Tumit Raden Mas Danang Sutawijaya tepat mendarat di lambung orang itu. Orang itu pun terjengkang jatuh dengan menahan mual yang amat sangat.
Teman-temannya tidak menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Ia mengira semua itu hanya serba kebetulan. Mereka tidak tahu bahwa yang dihadapi adalah seorang anak muda yang berilmu tinggi. Mereka memang bukan orang-orang yang memiliki bekal olah kanuragan yang memadai. Mereka hanya bermodalkan nekat.
“Ayo kita bantai anak itu…..!” Teriak salah seorang dari mereka.
Mereka bertiga pun secara bersama-sama menyerang Raden Mas Danang Sutawijaya dengan pedangnya. Namun yang diserang adalah putra Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang yang sugih ilmu. Tak mereka mengerti bagaimana terjadinya. Tahu-tahu tiga bilah pedang telah terbelit ikat kepala milik kawannya. Dan nasib mereka pun hampir sama dengan kawannya yang menyerang terlebih dahulu. Orang yang memberi aba-aba untuk menyerang tadi dagunya dihantam tinju oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Ia pun terhuyung- huyung jatuh terjerembab di pasir bebatuan tepi kali dan tak segera bisa bangkit. Dua orang kawannya pun tidak lebih baik. Kaki Raden Mas Danang Sutawijaya secara beruntun menghantam lambung dan ulu hati orang-orang tersebut. Keduanya pun jatuh terduduk di tepian kali.

Para tukang satang hanya bisa ternganga menyaksikan kejadian yang tak begitu lama itu. Sungguh-sungguh kejadian yang di luar nalar mereka. Meskipun mereka sudah tahu siapakah pemuda tampan dan gagah itu yang sesungguhnya. Namun menyaksikan peristiwa itu sungguh-sungguh membuat sangat kagum. Lima orang bersenjata pedang dengan mudah dilumpuhkannya. Dan mereka dilumpuhkan dengan cara yang aneh pula. Mereka mengira akan terjadi perkelahian yang seru, lima orang bersenjata melawan satu orang. Namun yang terjadi lima orang itu berhasil dikalahkan dengan mudah dan dengan cara yang di luar nalar mereka. Dan jika orang muda itu menghendaki untuk membunuh orang-orang tersebut tentu sangat mudah. Namun hal itu tidak dilakukannya. Padahal orang-orang tersebut ingin membantai lawannya yang masih muda dan hanya seorang diri. Jika mereka mampu, tentu sudah benar-benar dilakukan. Di tepi kali itu sudah terjadi pembantaian. Beruntung hal itu tidak terjadi.
Mereka pun semakin kagum kepada putra Ki Ageng Mataram tersebut.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *