Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#637

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(637)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Matahari hampir tenggelam ketika perahu getek yang kembali ke tepian timur telah merapat. Raden Mas Danang Sutawijaya segera berpamitan kepada para tukang satang.
“Bermalam saja di rumah kami, Raden. Hari telah menjelang petang…..!” Salah seorang tukang satang menawarkan.
“Terimakasih Paman, kuda ini sudah terbiasa berjalan di malam hari. Lagi pula kuda itu sudah cukup lama beristirahat……!” Dalih Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kamilah yang harus berterimakasih, Raden. Jika tanpa Raden, kami tidak tahu apa yang akan terjadi……!” Berkata tukang satang yang lain.
“Semoga semuanya menjadi baik, Paman. Paman sekalian silahkan berkunjung ke Mataram. Pasar Kotagede dalam pekan-pekan mendatang pasti sudah kami buka…..!” Penawaran Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Terimakasih Raden, suatu saat kami akan berkunjung…..!” Jawab tukang satang itu.

Sepeninggal Raden Mas Danang Sutawijaya, para tukang satang masih berbincang di tepian kali Praga. Mereka semakin kagum kepada Raden Mas Danang Sutawijaya yang telah dua kali mereka saksikan berbuat di luar nalar orang kebanyakan.
“Aku perhatikan, cara menyatang juga tidak canggung, seperti seorang yang telah terbiasa menyatang perahu getek……!” Berkata salah seorang tukang satang.
“Apa mungkin di Kotagede juga ada sungai yang ada perahu geteknya pula……!” Berkata yang lain lagi.
“Kita juga tidak tahu, tetapi aku juga ingin berkunjung ke Kotagede di suatu saat……!” Sahut yang lain lagi.
“Aku juga ingin berkunjung, tetapi kita tentu tidak bisa bersama-sama…..!” Berkata yang lain lagi.
“Yaaa….., besuk kita bergantian……!” Berkata kawannya.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya menunggang kuda dengan kecepatan sedang. Dengan demikian kuda tidak terlalu lelah. Mungkin tidak perlu beristirahat di jalan untuk sampai ke Kotagede.
Raden Mas Danang Sutawijaya memang sudah rindu untuk menyaksikan perkembangan pembangunan kawasan Kotagede. Hampir semua, ia beserta para sepuh yang merancang kawasan itu.
“Apakah Pasar Gede telah selesai…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Jika pasar itu sudah jadi tentu Kotagede akan semakin hidup.
Sambil di atas panggung kuda, Raden Mas Danang Sutawijaya melamunkan tentang pintu gerbang alun-alun, kemudian alun-alun, gerbang pendapa, halaman pendapa, pendapa, sendang serta pemukiman yang ketika ia tinggalkan belum semuanya selesai.
Rasa rindu sungguh terasa mendera prasaan Raden Mas Danang Sutawijaya justru karena ia dalam perjalanan pulang.
Tentu saja kerinduan kepada sang istri pun tak ia pungkiri. Pada saat ia pergi, semestinya sang istri sudah garap sari, tetapi saat itu belum datang.
“Apakah hanya karena terlambat atau memang sudah berisi…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Semoga saja memang sudah berisi…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya selanjutnya.
Namun kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya juga teringat laut selatan. Pekan depan saatnya ia harus berkunjung ke Laut Kidul. Selama ini ia selalu berkunjung setiap bulannya. Terbayang bagaimana ia menjalin hubungan yang tidak biasa dengan penguasa laut selatan itu. Ia menyadari bahwa hubungan itu berbeda dunia namun sepertinya nyata.
Langkah kuda tak mengalami kesulitan walau di malam hari. Kuda itu sudah terbiasa. Raden Mas Danang Sutawijaya pun tak kesulitan menanda arah tujuannya. Yang ia arah adalah letak lintang panjer sore yang telah tampak, pasti di arah timur. Di arah kanan terlihat lintang gubug penceng yang pasti di arah selatan. Beruntung malam itu tidak hujan sehingga langit bertabur bintang terlihat indah.
Di arah kiri agak ke depan, terlihat samar gunung Merapi yang mengepulkan awan putih. Lelehan bara api pun terlihat jelas di pucuk gunung itu. “Aku belum sempat mengunjungi puncak Merapi tersebut…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya yang tiba-tiba teringat pesan penguasa laut selatan agar suatu saat berkunjung ke puncak Merapi.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *