Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#643

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(643)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Pemakaman baru telah disiapkan. Pemakaman yang nantinya untuk kerabat Mataram. Dan kini Ki Ageng Mataram akan yang pertama.
Ketika yang lain menggali lubang, mereka lainnya membersihkan lahan yang semula masih berupa semak belukar. Karena banyak yang terlibat, maka lahan yang cukup luas pun telah menjadi bersih. Jika nanti banyak pelayat yang akan memberi penghormatan terakhir di pemakaman, tempatnya sudah bersih.

Ketika matahari hampir di puncak cakrawala, pendapa dan halaman depan dan samping kiri dan kanan telah penuh. Di tepian alun-alun yang teduh oleh rimbunnya pohon beringin pun telah banyak orang. Mereka yang datang juga heran, mereka tidak mengira jika yang datang melayat begitu banyak. Mereka semua serba mendadak, tidak ada yang merencanakannya.
Bahkan yang dari tepi kali Krasak juga telah hadir. Mereka adalah para penjual makanan dan minuman, termasuk penjual mangut yang dahulu Raden Mas Danang Sutawijaya pernah singgah di warungnya. Demikian pula yang dari padepokan Tunggulwulung beberapa orang datang melayat.
Kabar mangkatnya Ki Ageng Mataram dengan cepat menyebar. Yang paling cepat menyebar memang lewat pasar. Hampir semua orang di pasar memperbincangkan, dan ketika mereka pulang, mereka pun bercerita.
“Ayo kita pergi melayat…..!” Berkata orang yang baru saja menerima kabar.
“Mari…..! Aku juga akan berangkat, sekarang…..!” Sahut tetangganya.
Tanpa direncanakan, mereka pun pergi melayat beriring-iringan.
Perbincangan seperti itu banyak terjadi di banyak tempat. Sehingga banyak pula yang kemudian berangkat melayat ke Kotagede.
Namun ada pula bekel maupun demang yang memukul kentongan dengan “irama dara muluk” sebagai tanda ada lelayu. Dengan demikian kabar itu dengan cepat menyebar.
Di kabekelan atau kademangan itu kemudian juga ada beberapa yang pergi melayat.
Di tempat pelayatan, mereka bertemu dengan orang-orang dari berbagai tempat. Mereka pun saling berbincang dan saling berkenalan.
Ada banyak alasan mengapa mereka datang melayat, bahkan yang datang dari jauh pula. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada Ki Ageng Mataram. Walau mereka belum kenal, namun nama Ki Ageng Mataram telah mereka kenal. Terlebih nama Raden Mas Danang Sutawijaya yang telah kondang dengan cerita-cerita yang di luar nalar orang kebanyakan. Mereka banyak juga yang karena ingin melihat sosok orang muda yang telah kondang itu.
Tanpa mereka duga, sosok orang muda yang sedang mereka perbincangkan itu mendatangi para pelayat dengan menyalami mereka.
Raden Mas Danang Sutawijaya yang terharu atas sambutan dari banyak orang kemudian mendatangi mereka. Mereka dengan senang hati dan bangga menerima uluran tangan dari putra Ki Ageng Mataram tersebut.
“Piyayinya rendah hati, bersedia menyalami kita…..!” Berkata orang yang baru saja bersalaman.
“Juga tampan dan bersih……!” Puji yang lain.
Mereka pun kemudian riuh memperbincangkan sosok Raden Mas Danang Sutawijaya. Mereka saling bercerita tentang banyak hal yang berhubungan Raden Mas Danang Sutawijaya. Banyak dari mereka yang tidak mengetahui yang sesungguhnya, mereka pun hanya mendengar cerita dari getok tular, namun seakan mereka lebih tahu dari orang yang menyaksikan dan bahkan mengalami. Bahkan tak sedikit pula yang menambah cerita sehingga ceritanya semakin jauh dari kenyataannya yang sesungguhnya.
“Gerobak-gerobak itu katanya dulu didorong oleh Raden Mas Danang Sutawijaya seorang diri…..!” Cerita orang yang tidak tahu yang sesungguhnya sambil menunjuk gerobak-gerobak yang berjejer di tepi alun-alun.
“Maksudnya bagaimana Kang…..?” Bertanya yang lain.
“Gerobak-gerobak itu penuh dengan muatan genteng dan batu bata didorong sendiri oleh Raden Mas Danang Sutawijaya di tanjakan kali Praga…..!” Jawab orang yang tidak tahu yang sesungguhnya tetapi sok merasa tahu.
“Bukan di tanjakan kali Praga, tetapi di tanjakan kali Winanga…..!” Potong orang yang dari Berja.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *