Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#647

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(647)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Demang Karanglo yang dipercaya untuk mewakili tuan rumah. Walau ia bukan dari bagian yang bertempat tinggal di kawasan Kotagede, namun hubungan Ki Demang dengan kerabat Mataram begitu dekat.
Dengan fasih dalam bahasa yang halus Ki Demang menyampaikan sambutannya. Sebagai seorang demang, ia memang terbiasa sesorah dalam berbagai kesempatan.
Disampaikan pula bahwa Ki Ageng Mataram telah sakit beberapa pekan. Kerabat telah berupaya untuk mencari kesembuhan, namun Sang Hyang Agung telah berkenan memanggil salah satu titah terbaiknya. Jika memang sudah sampai titi wanci – saatnya, siapa pun titah tak akan bisa mengelak.
“Kerabat Mataram memang kehilangan dan bersedih, namun kami tidak akan larut dalam kesedihan. Mataram harus bangkit dan berkembang……!” Berkata Ki Demang Karanglo.
Setelah panjang lebar sesorah, Ki Demang Karanglo mengembalikan acara kepada Ki Dhandhang Wisesa.
Selanjutnya, Ki Demang Taji diminta untuk mewakili para pelayat.
Ki Demang Taji, walau tidak terlibat langsung dengan kegiatan pembangunan kawasan Kotagede, namun memang sudah bersahabat lama dengan para sesepuh Mataram. Bahkan Ki Ageng Mataram sering singgah di Taji pula.
Ki Demang Taji juga menyampaikan perasaan kehilangan dengan mangkatnya Ki Ageng Mataram.
“Ki Ageng Mataram yang telah memulai, para anak keturunan-lah nanti yang akan melanjutkan. Kami yakin bahwa Mataram akan berkembang menjadi sebuah negeri yang maju. Kami para tetangga terdekat akan menjalin kemitraan yang erat dengan Mataram……!” Diantara sambutan yang disampaikan oleh Ki Demang Taji.
Setelah sesorah panjang lebar, Ki Demang Taji menyerahkan kembali kepada Ki Dhandhang Wisesa.

Dua orang prajurit sandi mendengarkan dengan seksama sesorah dari Ki Demang Karanglo maupun dari Ki Demang Taji. Mereka berdua memang telah mengetahui bahwa Pajang tidak mengirim utusan ke acara pemakanan Ki Ageng Mataram ini.
Mereka berdua pun belum melihat kehadiran para adipati di sekitar Mataram ini.
“Waktunya pasti tidak akan sampai jika hadir pada hari ini. Kita amati saja apakah besuk-besuk mereka hadir…..?” Bisik salah seorang prajurit sandi.
“Yaaa….., kita amati saja……!” Jawab kawannya.
Yang mereka lihat, Raden Mas Danang Sutawijaya selalu berada di samping peti jenazah ayahnya.
Kedua prajurit sandi itu kemudian menyaksikan tata upacara adat yang tidak jauh berbeda dengan yang berlangsung di tempat-tempat lain, juga di Pajang.
Peti jenazah pun telah berada di depan pendapa dipanggul oleh enam orang.
“Waktu selanjutnya kami serahkan kepada Ki Juru Martani sebagai sesepuh kami……!” Berkata Ki Dhandhang Wisesa.
Mereka sedikit heran, apakah Ki Juru Martani sendiri yang akan memimpin pemberangkatan jenazah? Semestinya diserahkan kepada penghulu setempat untuk memimpin doa.
“Tadi Ki Dhandhang telah mengatakan bahwa sebelum acara pemberangkatan jenazah akan ada acara istimewa namun sederhana. Apakah mungkin ini yang dimaksudkan…..?” Bisik prajurit sandi yang seorang.
“Kita tunggu saja…..!” Jawab kawannya.
Setelah menyampaikan beberapa kata pengantar sesuai adat yang berlaku, Ki Juru Martani kemudian menyampaikan maksudnya.
“Ki Ageng Mataram sebelum mangkat dan sebelum kepulangan Raden Mas Danang Sutawijaya telah menyampaikan wasiatnya…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Suasana pelayatan pun hening, mereka ingin tahu wasiat apa yang pernah dikatakan oleh Ki Ageng Mataram itu.
“Wasiat orang yang menjelang mangkat selayaknya dilaksanakan sepanjang itu mungkin…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Ki Ageng Mataram ingin menjadi saksi putra sulungnya diwisuda menjadi pimpinan tertinggi di telatah Mataram.
Oleh karena itu, walau Ki Ageng Mataram telah terbaring di peti jenazah, permintaan itu akan kami wujudkan…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Terdengar bergeremang di seluruh pelayatan. Mereka memperbincangkan kata-kata yang disampaikan oleh Ki Juru Martani tersebut.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *