Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#658

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(658)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Panembahan Senopati juga mengatakan bahwa Ki Gede Menoreh beserta rombongannya baru saja meninggalkan pendapa untuk kembali ke Menoreh. Sebelumnya Ki Gede Menoreh memang mengatakan bahwa tidak bisa terlalu lama meninggalkan Menoreh.
Menantu Ki Gede Menoreh yang bertubuh tambun itu tertegun ketika mendengar bahwa Ki Gede Menoreh tidak bisa meninggalkan Menoreh terlalu lama. Pasti ada sesuatu yang membuat mertuanya itu untuk segera kembali ke Menoreh.
“Jika demikian, kami akan segera menyusul ke Menoreh, mungkin ada hal yang perlu selesaikan…..!” Berkata menantu Ki Gede Menoreh.
Sedianya guru orang bercambuk itu beserta para muridnya memang akan ke Menoreh, namun tidak tergesa-gesa. Tetapi setelah mendengar bahwa mertuanya tak ingin berlama-lama meninggalkan Menoreh, ia pun merasa perlu untuk segera menyusul ke Menoreh.
Menantu Ki Gede Menoreh itu memang telah mendengar adanya permasalahan dengan pamannya, adik dari Ki Gede Menoreh. Sayangnya, adik Ki Gede Menoreh itu melibatkan pihak luar yang konon seorang yang memiliki ilmu yang tinggi. Meskipun ia tahu bahwa mertuanya itu juga seorang yang berilmu tinggi, tetapi jika harus menghadapi seseorang yang juga berilmu tinggi tentu bisa timbul masalah.
“Maaf Panembahan….., kami akan berbincang dengan guru dahulu…..!” Berkata menantu Ki Gede Menoreh yang juga putra Ki Demang Sangkalputung itu.
“Baiklah…..! Silahkan…..!” Jawab Panembahan Senopati.
Murid tambun dan kakak seperguruannya itu kemudian berembug dengan gurunya. Ia mengatakan bahwa Ki Gede Menoreh tergesa-gesa kembali. Tentu karena ada masalah yang perlu segera diatasi.
“Baiklah…..! Jika demikian, kita juga segera mohon pamit untuk menyusul Ki Gede Menoreh…..!” Berkata guru orang bercambuk.

Mereka bertiga kemudian segera mohon diri. Namun demikian, mereka tak mungkin menolak untuk menikmati sajian yang telah disajikan.
“Nanti Kiai dan Angger sekalian tidak perlu lagi singgah di warung…..!” Seloroh Ki Juru Martani.
“Lagi pula pasti lebih nikmat sajian di Mataram karena tidak harus membayar…..!” Canda guru orang bercambuk.
Mereka pun tersenyum.

Bagi Panembahan Senopati ada untungnya juga ketika para tamunya segera minta diri. Dengan demikian ia juga segera pergi ke pantai selatan.
Panembahan Senopati sengaja tidak menampakkan diri agar tidak bersua dengan tamu-tamu yang mungkin masih berdatangan. Biarlah jika nanti ada tamu yang berdatangan ditemui oleh Ki Juru Martani dan Ki Ageng Giring atau para kerabat yang lain.
Mungkin para tamu akan sedikit kecewa karena tidak bertemu dengannya. Namun Panembahan Senopati juga tidak ingin ingkar dengan janji yang setiap bulan selalu ia tepati.

Matahari telah jauh condong ke barat. Para tamu pelayat masih berdatangan. Mereka ditemui oleh Ki Juru Martani atau Ki Ageng Giring atau para kerabat Mataram. Sedangkan Panembahan Senopati telah berada di tepian kali Gajah Wong yang sepi.
Seperti yang telah terjadi sebelum-sebelumnya, Panembahan Senopati segera meloncat dari batu ke baru. Ia berusaha telah sampai di tepi laut selatan sebelum matahari terbenam.
Ilmu jaya kasantikan dari Panembahan Senopati yang samakin mumpuni membuat perjalanan semakin lancar. Terlebih Panembahan Senopati sudah hafal jalan lewat sungai yang telah sering ia lalui. Bahkan seakan ia telah hafal batu-batu atau akar pohon yang meski diinjak.
Getek bambu yang ia tambatkan di tempuran kali Gajah Wong dengan kali Opak sebulan yang lalu pun masih pada tempatnya.
Semburat jingga di ufuk barat, matahari yang terhalang awan tipis memancarkan sinar yang indah. Sesaat lagi sang mentari akan masuk ke paraduan di balik cakrawala.
Panembahan Senopati segera mendorong perahu getek bambunya dengan ilmunya. Ia berusaha agar tidak terlambat tiba di batu karang tepi pantai selatan. Jangan sampai sang penguasa laut Kidul tiba terlebih dahulu.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *