Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#675

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(675)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Abdi yang setia itu tanggap maksud dari Gusti Putri Sekar Kedaton.
“Baik Gusti……!” Berkata abdi keputren itu.
Abdi itu kemudian pergi ke dapur untuk menggoreng pisang dan membuat wedang jahe. Ia sering membuatkan makanan dan minuman untuk petugas jaga di keputren. Namun biasanya ia buat agak malam, kini masih sore sudah ia buatkan. Maksudnya adalah, agar nanti ketika petang tiba, para peronda itu tidak berkeliling.
“Masih sore kok sudah goreng pisang dan membuat wedang jahe Bi….?” Bertanya abdi keputren yang masih muda.
“Yaaa….., Gusti Putri nanti malam minta dipijit. Biar nggak mikir lagi…..!” Dalih abdi setengah baya yang setia itu.
“Biarlah aku saja nanti yang membuatkan Bi…..!” Tawaran dari abdi yang masih muda itu.
“Sudah terlanjur dibuat adonan dan airnya sudah dijerang, tinggal melanjutkan…..!” Berdalih abdi separuh baya itu.
“Ooh ya…., mari aku bantu Bi…..!” Berkata abdi yang masih muda itu yang tidak tahu maksud dari abdi separuh baya itu yang sesungguhnya.

Menjelang petang hari, wedang jahe panas dan pisang goreng telah siap. Abdi separuh baya itu pun telah bersiap pula. Tetapi ia kesulitan berdalih ketika Abdi yang masih muda itu akan membantu mengantarkannya.
“Ya baiklah….., kau yang membawa wedang jahenya, aku yang membawa pisang gorengnya…..!” Berkata abdi yang setia itu dengan terpaksa tidak bisa menolak untuk dibantu agar tidak berprasangka.
Abdi separuh baya itu masih berpikir, bagaimana ia bisa menemui Raden Pabelan tanpa diketahui oleh abdi yang lain tadi petang ini.
Sebentar lagi perkiraan abdi itu bahwa Raden Pabelan akan lewat.
“Ayo kita berangkat……!” Ajak abdi separuh baya itu. Abdi muda itu bukan abdi yang tadi pagi bersamanya membeli pecel. Jadi tidak tahu tentang seseorang perjaka yang titip surat.
Mereka berdua pun segera berangkat ke gardu penjagaan untuk keputren. Setelah separuh jalan, abdi separuh baya itu meminta abdi muda untuk mendahului.
“Aku akan mengambil uang dulu untuk membeli minyak kayu putih untuk memijit Gusti Putri….!” Abdi separuh baya itu beralasan.
“Ooh ya…..!” Jawab abdi muda itu.
Ia tidak mungkin ikut berbalik atau menunggu di pinggir lorong karena ia membawa wedang jahe panas di dalam teko serta cangkir-cangkirnya.
Abdi muda itu seorang diri mengantarkan wedang jahe.
Abdi Sepuh bukannya berbalik untuk mengambil uang, tetapi berbelok ke lorong agar bisa berpapasan dengan Raden Pabelan.
Perhitungan abdi sepuh tadi tepat.
“Raden…..!” Bisik abdi separuh baya itu di keremangan malam
“Yaa Bibi…..!” Jawab orang yang datang yang ternyata memang Raden Pabelan.
“Maaf Raden….., Gusti Putri menghendaki agar tidak ada yang tahu. Mari aku antar menemuinya…..!” Berkata abdi separuh baya itu.
Raden Pabelan tanggap maksud dari abdi itu. Bahwa ia akan diantar untuk langsung bertemu dengan Gusti Putri Sekar Kedaton. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Gusti Putri Sekar Kedaton berkenan langsung menemuinya. Ia heran karena Gusti Putri Sekar Kedaton menghendaki agar tidak ada orang yang mengetahuinya.
“Apa maksudnya…..?” Batin Raden Pabelan. Namun demikian ia senang dan berharap mendapat tanggapan yang baik dari Gusti Putri Sekar Kedaton.
Abdi separuh baya itu tahu betul bahwa lorong kecil dan gelap oleh banyaknya pepohonan itu amat jarang dilalui orang. Lorong yang menuju pintu butulan keputren.
Mereka berdua berjalan tanpa berbincang.
“Marilah masuk Raden…..!” Ajak abdi tersebut setelah sampai di pintu butulan.
“Ya Bibi…..!” Jawab Raden Pabelan yang hatinya berdebar pula karena tidak mengira sama sekali bahwa petang itu ia telah masuk ke keputren.
Jika sudah masuk di halaman samping keputren itu hampir pasti tidak akan ada orang yang tahu. Gusti Putri Sekar Kedaton hanya tinggal seorang diri.
“Raden menunggu di bangku taman itu. Saya akan menghadap Gusti Putri…..!” Bisik abdi tersebut.
“Baik Bibi……!” Jawab Raden Pabelan yang semakin berdebar-debar.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *