Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#126

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Ki Ageng Pengging.

Pangeran Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging segera memacu kudanya seorang diri. Namun ia menyamar sebagai seorang biasa yang sedang menempuh perjalanan jauh. Ia berharap tak seorang pun yang mengetahui kepergiannya, terlebih ia pergi ke Majapahit yang sedang tidak mesra hubungannya dengan pemerintah induk di Demak Bintara. Ki Ageng Pengging memang ingin mengabarkan tentang kepergian pasukan gabungan yang besar ke arah bang wetan. Namun demikian, Ki Ageng Pengging tentu sudah yakin bahwa Majapahit pun telah mengetahui hal tersebut, karena kepergian pasukan yang besar tersebut tidak secara sembunyi-sembunyi. Namun Ki Ageng Pengging memang ingin mengetahui langkah apa yang akan diambil oleh Majapahit jika pasukan besar itu menuju ke telatah Majapahit.
Ki Ageng Pengging telah dikenal oleh kerabat keraton Majapahit semenjak pernikahannya dengan Dyah Hayu Pambayun yang merupakan trah Majapahit pula. Pernikahan itulah yang menurunkan dua perjaka yang gagah dan tampan, Kebo Kenanga dan Kebon Kanigara.
Ki Ageng Pengging telah sering wira-wiri Pengging – Mahapatih sehingga tidak menemui kesulitan di perjalanan. Namun demikian, jarak Pengging – Majapahit bukanlah perjalanan yang pendek, terlebih harus melewati sungai-sungai besar dan kecil. Ki Ageng Pengging juga harus beberapa kali beristirahat untuk memberi kesempatan kudanya makan, minum dan beristirahat. Dan Ki Ageng Pengging pun memerlukan bermalam di sebuah banjar padukuhan. Sebuah banjar yang sudah beberapa kali disinggahi oleh Ki Ageng Pengging.

Sementara itu, pasukan gabungan yang dipimpin oleh Sultan Trenggono telah menuju ke arah selatan dari perbatasan Kadipaten Gresik. Jika pasukan itu lurus ke selatan dan sedikit berkelok ke barat, maka akan sampai ke Majapahit. Namun pasukan itu tak ingin lewat terlalu dekat dengan pusat pemerintahan Majapahit agar tidak terjadi gesekan yang bisa menjadi masalah besar. Pasukan itu berencana untuk membuat pesanggrahan di perbatasan Kadipaten Kediri. Dan selanjutnya akan mengirim utusan ke Kadipaten Kediri untuk bertemu dengan Adipati Kediri. Walau pasukan itu telah disiapkan untuk berperang, namun menghindari perang adalah menjadi pilihan terbaik. Perang adalah menjadi pilihan yang terakhir.

Sementara itu, Kebo Kenanga di Pengging rajin mendengarkan ajaran kepercayaan baru yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Ia tertarik dengan ajaran baru yang berbeda dengan kepercayaan para leluhur mereka. Sedangkan yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar memiliki kepercayaan yang sama dengan yang diajarkan oleh para sunan seperti Sunan Kudus, namun ada perbedaan aliran. Kebo Kenanga tertarik dengan yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar tersebut dan ia kemudian mendalaminya dan menganut kepercayaan baru tersebut. Namun bukan berarti Kebo Kenanga tidak mendalami ilmu kejawen.
Sementara itu, Kebo Kanigoro sang adik kurang tertarik terhadap kepercayaan baru seperti halnya kakaknya itu. Ia lebih senang mendalami ilmu kebatinan dan olah kanuragan serta jayakasantikan. Bahkan, Kebo Kanigoro gemar bertapa di tempat-tempat yang wingit. Ia pun lebih sering meninggalkan Pengging untuk mengembara dan menuntut ilmu.

Di hari berikutnya, di pagi buta Ki Ageng Pengging telah melanjutkan perjalanannya.
Sementara itu, di Majapahit telah siap pasukan segelar sepapan untuk menghadapi pasukan lawan. Para petinggi negeri Majapahit telah mengetahui pergerakan pasukan yang sangat besar menuju ke arah negeri itu. Para prajurit sandi telah memantau pergerakan pasukan itu sejak berangkat dari Demak Bintara kemudian berkumpul di Jipang Panolan, sampai di Bojanegoro dan kemudian membuat pesanggrahan di perbatasan Kadipaten Gresik. Dan kini pasukan itu sedang beristirahat di perbatasan Majapahit. Tak tertutup kemungkinan pasukan besar tersebut akan segera menyerbu pusat pemerintahan negeri Majapahit.
Kini pasukan Majapahit pun telah siaga untuk digerakkan menyongsong pasukan besar tersebut.
………….
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Selalu hindari agar peperangan tidak terjadi.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *