Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#185

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(185)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Dadung Awuk pamer kecepatannya berlari. Ia segera menyusul teman-temannya dan mendahului banyak peserta pendadaran. Banyak dari para peserta yang tercecer belum selesai dua putaran, namun Dadung Awuk dan kawan-kawannya telah mulai putaran ketiga. Bahkan mereka tetap berlari cepat sehingga bisa menyusul Jaka Tingkir yang baru menyelesaikan putaran ketiga, namun Dadung Awuk dan kawan-kawannya telah mulai putaran yang keempat. Namun Jaka Tingkir tetap membiarkan ulah Dadung Awuk dan kawan-kawannya. Jaka Tingkir tetap berlari dengan kecepatan tetap, tidak semakin cepat maupun semakin lambat. Sebagian besar dari para calon prajurit itu memilih berlari mengikuti Jaka Tingkir. Namun demikian, tak sedikit yang semakin lambat karena memang kelelahan.
Mereka yang tidak pernah bekerja keras atau pernah ikut di suatu perguruan pasti akan cepat kelelahan. Ketika memasuki putaran keenam, semakin banyak yang tercecer. Namun Dadung Awuk dan kawan-kawannya tetap berlari kencang, mereka telah berhasil berlari delapan putaran.
Jaka Tingkir masih tetap dengan kecepatan tetap telah berhasil melewati sepuluh putaran. Banyak dari mereka masih tetap berlari di belakang Jaka Tingkir yang berlari dengan kecepatan tetap pula. Sedangkan Dadung Awuk dan kawan-kawannya telah berhasil melewati tiga belas putaran. Sepertinya mereka memang telah terlatih dan memiliki bekal olah kanuragan yang cukup.
Ketika memasuki putaran ke lima belas, tinggal beberapa calon prajurit yang berhasil mengikuti Jaka Tingkir. Namun Dadung Awuk tetap berlari kencang, para prajurit yang membantu Jaka Tingkir mencatat, mereka telah berhasil berlari dua puluh satu putaran. Dadung Awuk setiap kali mendahului Jaka Tingkir selalu tertawa-tawa, bahkan sambil berlari mundur. Namun Jaka Tingkir tetap tidak terpancing oleh ulah Dadung Awuk dan kawan-kawannya itu. Jaka Tingkir masih tetap berlari dengan kecepatan tetap ketika memasuki putaran ke dua puluh. Tinggal tiga orang yang masih mampu mengikuti Jaka Tingkir di belakangnya. Sedangkan Dadung Awuk dan kawan-kawannya sudah bisa menyelesaikan dua puluh enam putaran. Namun terlihat kawan-kawan Dadung Awuk sudah mulai melambat. Hanya Dadung Awuk sendiri yang masih melesat cepat mendahului kawan-kawannya.
Ketika memasuki putaran ke tiga puluh, sudah tidak ada yang mampu mengikuti Jaka Tingkir di belakangnya, mereka masih tetap berlari, namun sudah tertinggal jauh dari Jaka Tingkir. Bahkan kawan-kawan Dadung Awuk pun sudah banyak yang mulai berjalan kaki walau telah melewati empat puluh putaran.
Kini tinggal Jaka Tingkir yang tetap berlari dengan kecepatan tetap dan Dadung Awuk yang telah menyelesaikan lebih dari lima puluh putaran. Namun kini Dadung Awuk pun mulai melambat. Bahkan Jaka Tingkir mampu melewati Dadung Awuk.

Senopati Brajamusti yang menyaksikan dari tepi alun-alun kagum dengan cara Jaka Tingkir yang mau ikut langsung seperti para calon prajurit yang lain.
Kini para prajurit hampir semuanya telah duduk-duduk dan berbaring di rerumputan karena kelelahan yang amat sangat. Bahkan kawan-kawan Dadung Awuk pun sudah tidak ada yang mampu berlari.
Ketika Jaka Tingkir melewati putaran yang ke lima puluh, Dadung Awuk sudah mulai berjalan kaki dengan gontai, walaupun ia telah melewati lebih dari enam puluh putaran. Jaka Tingkir masih berlari dengan kecepatan tetap dan berhasil beberapa kali melewati Dadung Awuk yang sudah gontai. Dan akhirnya, Dadung Awuk pun jatuh terduduk dengan muka pucat ketika Jaka Tingkir yang masih bugar itu tetap berlari.
Setelah tidak ada yang mampu mengikuti, akhirnya Jaka Tingkir pun memperlambat larinya dan kemudian berhenti dan berjalan ke arah senopati Brajamusti.
Senopati Brajamusti menyongsong Jaka Tingkir dan kemudian menyampaikan pujian kepada Jaka Tingkir yang berhasil memberi contoh yang baik kepada para calon prajurit. Dan ia tidak terpancing oleh ulah Dadung Awuk dan kawan-kawannya.
………………
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Sebaiknya kita tidak mudah terpancing oleh ulah orang-orang yang dengan sengaja memancing masalah.”
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *