Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#200

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(200)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Ki Gede Banyubiru menerima Jaka Tingkir dengan senang. Karena ketika datang sebelumnya telah diperkenalkan bahwa ia adalah putra dari Ki Ageng Pengging alias Ki Kebo Kenanga. Ki Gede Banyubiru dan Ki Ageng Pengging memang telah bersahabat sejak masa muda. Kedua petinggi tersebut juga telah mengetahui bahwa mereka sama-sama trah Prabu Brawijaya.

Jaka Tingkir kemudian menyampaikan sembah bakti kepada Ki Gede Banyubiru, dan kemudian saling berkabar keselamatan selaras dengan adat istiadat Banyubiru.
Jaka Tingkir kemudian menyampaikan maksudnya bahwa ia ingin mendalami ilmu agama. Jaka Tingkir tahu bahwa Ki Gede Banyubiru juga telah mendalami agama yang dibimbing oleh seorang wali.
“Aku kurang bisa membimbing, namun aku ada beberapa kitab yang bisa kau pelajari setiap saat…..!” Kata Ki Gede Banyubiru.
“Jika Ki Gede berkenan, Karebet sangat berterimakasih…..!” Kata Jaka Tingkir Mas Karebet.
“Tentu aku senang memberikan kitab ini kepadamu. Karena aku tahu bahwa kau sangat berminat……!” Lanjut Ki Gede Banyubiru.
Beberapa saat Ki Gede Banyubiru dan Jaka Tingkir berbincang ketika kemudian Jaka Tingkir teringat kepada seseorang yang titip salam hormat kepada Ki Gede Banyubiru.
“Beliau titip salam hormat kepada Ki Gede. Beliau juga mengatakan bahwa Ki Gede pasti sudah tahu siapa dirinya…..!” Kata Jaka Tingkir.
“Heeem……, bagaimanakah ciri-ciri beliau itu……? Ki Gede Banyubiru bertanya.
Jaka Tingkir kemudian menyampaikan ciri-ciri orang yang menemuinya di bawah pohon asem tadi. Dikatakan pula oleh Jaka Tingkir bahwa orang itu mengatakan sebagai seorang musafir yang tidak tetap tempat tinggalnya.
” Oooh….., beliau Bapa Wali…..!” Ki Gede yakin akan orang yang diceritakan oleh Jaka Tingkir itu. Kemudian Ki Gede bertanya kepada Jaka Tingkir; “Apa saja yang dikatakan beliau kepadamu….?”
“Sepertinya beliau tergesa-gesa untuk segera pergi, sehingga tidak banyak yang dikatakannya…..!” Jawab Jaka Tingkir.
“Benar….., beliau memang sering tidak lama di suatu tempat. Beliau memang seorang musafir yang menjelajah hampir dari ujung ke ujung pulau ini…..!”
Lanjut Ki Gede Banyubiru.
Jaka Tingkir kemudian menyampaikan bahwa orang itu juga mengatakan tentang dirinya, bahwa dirinya kelak akan menduduki pangkat dan derajat yang tidak sembarangan orang bisa mendapatkannya.
“Beliau memang orang yang waskita. Beliau pasti tidak akan sembarangan mengatakan jika tidak ada dasarnya….!”
Tanggapan Ki Gede Banyubiru.
“Apakah Karebet bisa menemui beliau, Ki Gede……?” Bertanya Jaka Tingkir.
“Aku tidak tahu pasti, beliau memang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tetapi beliau sering singgah di Banyubiru ini…..!” Kata Ki Gede Banyubiru.

Jaka Tingkir sedang dalam perjalanan pulang kembali ke padepokan Rawapening. Ia senang mendapat beberapa kitab yang bisa ia pelajari setiap saat.
Ia kemudian berhenti di bawah pohon asem seperti ketika ia berangkat. Dalam batin ia berharap akan ditemui oleh orang aneh seperti ketika ia berangkat. Orang aneh yang oleh Ki Gede Banyubiru disebut Bapa Wali.
Namun setelah beberapa saat Jaka Tingkir berada di bawah pohon asem itu, yang diharapkan datang, tidak muncul lagi. Ia kemudian melanjutkan perjalanan pulang kembali ke padepokan.

Ki Kebo Kanigara kurang tertarik dengan kitab yang dibawa oleh Jaka Tingkir. Tetapi Ki Kebo Kanigara tidak melarang Jaka Tingkir untuk mendalami kitab itu. Bahkan Ki Kebo Kanigara menyarankan kepada Jaka Tingkir untuk tekun menjalani aturan kepercayaan yang dianutnya.
Jaka Tingkir juga mengatakan apa yang pernah dikatakan oleh orang aneh yang disebut Bapa Wali itu tentang dirinya.
Ki Kebo Kanigara tanggap akan maksud yang disampaikan oleh Jaka Tingkir itu. Ia kemudian berpendapat, jika Jaka Tingkir hanya tetap berkutat di padepokan ini, tentu kata-kata yang bisa disebut ramalan tersebut tidak akan terwujud. Oleh karena itu, Ki Kebo Kanigara kemudian minta agar Jaka Tingkir itu kembali ke Demak Bintara. Yang ia dengar, Demak Bintara masih memerlukan banyak prajurit untuk memperkuat pasukan kerajaan.
……………
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Di masa kini, kita tetap bisa selalu menambah ilmu dengan membaca, membaca dan membaca. Bahkan kini lebih banyak pilihannya, karena bisa online.”
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *