Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#207

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(207)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Dalam pada itu, perjalanan Kanjeng Sunan Kudus beserta para pengiringnya telah sampai di tepi hutan yang sebelumnya mereka lewati. Warga kampung di tepi hutan itu juga melihat rombongan yang sebelumnya mereka temui di tengah hutan. Bahkan mereka sempat berbincang, namun tidak dikatakan bahwa Ki Ageng Pengging telah meninggal. Mereka hanya mengatakan telah bertemu dengan Ki Ageng Pengging. Warga kampung pun tak berprasangka buruk kepada rombongan Kanjeng Sunan Kudus. Bahkan tetua kampung mempersilakan rombongan itu untuk bermalam di pondok mereka.
“Hari telah telah sore, sebaiknya bermalam di pondok kami, karena pasti akan kemalaman di hutan…..!” Tawaran tetua kampung.
“Terimakasih, Kakang…..! Kami akan meneruskan perjalanan sampai tengah malam, dan baru beristirahat saat itu……!” Dalih Kanjeng Sultan.
Tetua kampung itu pun tidak memaksa. Dipersilahkan mereka meneruskan perjalanan.

Sementara itu, perangkat kadipaten dan beberapa orang yang menyertainya banyak terlambat dalam mengejar rombongan Kanjeng Sunan Kudus. Namun sore itu mereka telah sampai pula di kampung tepi hutan yang tadi dilewati oleh Kanjeng Sunan Kudus beserta pengiringnya.
“Kita bertanya ke warga kampung ini, aku kenal dengan tetua kampungnya. Aku beberapa kali berburu ke hutan dan singgah di pondok tetua kampung…..!” Kata salah seorang yang sedang mengejar rombongan Sunan Kudus.
“Silahkan temui tetua kampung itu, barangkali tahu tentang rombongan yang kita kejar……!” Kata perangkat kadipaten itu.

Belum lagi orang itu melangkah, beberapa orang termasuk tetua kampung mendatangi mereka.
Mereka kemudian berbincang.
Orang-orang kampung tepi hutan itu terkejut ketika mendengar bahwa Ki Ageng Pengging telah meninggal setelah menerima kedatangan para tamu seperti yang sedang mereka perbincangkan itu.
“Jadi mereka itu pembunuh Ki Ageng Pengging……?” Bertanya tetua kampung.
“Kami belum tahu persis ceritanya, oleh karena itu kami kejar orang-orang itu untuk tahu duduk persoalan yang sebenarnya……!” Jawab perangkat kadipaten yang memimpin orang-orang kadipaten untuk mengejar rombongan Kanjeng Sunan Kudus.
“Jika demikian, kami akan menyertai kalian. Kami tahu jalan setapak yang mereka lalui. Kami ajak para lelaki kampung ini untuk ikut mengejar…..!” Tegas tetua kampung.
Salah seorang warga kampung kemudian membunyikan kentongan untuk memanggil para lelaki di kampung itu.
Hampir seluruh lelaki di kampung itu telah berkumpul. Setelah mendapat sesorah dari tetua kampung, mereka kemudian menyiapkan berbagai macam senjata yang ada. Bahkan rombongan dari kadipaten itu pun mendapat pinjaman senjata berupa apapun dari warga kampung.
“Ternyata mereka adalah para penjahat, pembunuh Ki Ageng Pengging yang kita hormati……!” Kata salah seorang warga kampung.
“Ayo cepat kita kejar mereka mumpung belum terlalu jauh masuk ke dalam hutan……!” Seru salah seorang dari mereka.
Mereka pun kemudian berangkat bersama-sama untuk mengejar tamu Ki Ageng Pengging. Mereka berlari-lari kecil agar bisa segera menyusul yang mereka kejar.
Namun hari telah mulai petang ketika mereka memasuki hutan. Walau demikian, warga kampung tidak menemui kesulitan untuk melacak perjalanan orang-orang yang mereka kejar.

Kanjeng Sunan Kudus dan yang menyertainya terkejut ketika mendengar bergeremangnya banyak orang di belakang mereka. Mereka menduga orang-orang kadipaten bersama orang-orang kampung telah mengejar mereka. Mereka khawatir jika harus terjadi bentrokan dengan mereka yang mengejarnya. Bukannya mereka takut, namun khawatir jika terjadi salah paham dan kemudian terjadi bentrokan. Mereka adalah para prajurit pilihan dari kerajaan Demak Bintara. Yang mereka khawatirkan adalah jatuhnya korban warga yang tidak bersalah.
Kanjeng Sunan Kudus pun berpikiran demikian. Ia berpikir sejenak, bagaimana mengatasi kemungkinan tersebut. Ia kemudian meminta kepada yang membawa bende pusaka untuk mendahului agak di depan. Kanjeng Sunan Kudus kemudian memberikan pesan-pesan kepada pembawa bende itu.
…………….
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Jika ada masalah bukan untuk dihindari, tetapi dicari solusi yang terbaik.”
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *