Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#292

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(292)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Lingkungan keraton benar-benar sunyi sepi seperti tidak ada kehidupan samasekali.

Sementara itu, Ki Soreng Singaparna heran, mengapa Ki Soreng Pati dan Ki Soreng Rana tidak segera keluar dari Bangsal Sultan Hadiwijaya. Apakah mereka setelah membunuh Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya kemudian menjarah emas berlian di dalam keraton. Hal itu masuk akal sekali menurut perhitungan Ki Soreng Singaparna. Mungkin sekali, mumpung pengaruh serep masih sangat kuat, keduanya bisa berbuat apa saja. Atau mungkin ia terpana menyaksikan tubuh Ratu Cempaka yang tergolek nyenyak di samping sang suami yang telah tewas? Pikiran Ki Soreng Singaparna berkecamuk bermacam-macam dugaan. Namun ia memastikan bahwa Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya pasti telah tewas. “Mengapa aku hanya diam saja di sini…..? Aku juga harus mendapat sesuatu yang berharga bagiku….!” Batin Ki Soreng Singaparna.
Ia pun kemudian melangkah dari bawah pohon kantil menuju ke bangsal tempat Sultan Hadiwijaya.
Namun Ki Soreng Singaparna terkejut bukan kepalang. Ketika ia berbelok ke arah bangsal tempat tinggal Sultan Hadiwijaya, ia berpapasan dengan empat orang yang luput dari pengaruh sirep.
“Dia sepertinya orang asing, segera tangkap….!” Berkata Ki Juru Martani tanpa basa-basi.
“Aku akan segera ke Bangsal Sultan…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya segera menyerang orang yang tidak mereka kenal itu.
Sejak awal keempat orang itu telah berada dalam tingkat tertinggi dari ilmu mereka.
Gebrakan pertama Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya membuat orang asing yang tak lain adalah Ki Soreng Singaparna langsung terkapar tak berdaya. Pukulan Raden Mas Danang Sutawijaya dan tendangan Ki Penjawi tepat mengenai ulu hati dan lambung Ki Soreng Singaparna.
Ki Soreng Singaparna sama sekali tak sempat menghindar, apalagi melawan.
Ia kemudian diringkus oleh Ki Penjawi dan diikat kuat.
Ki Penjawi dan Mas Danang Sutawijaya memang tak ingin banyak membuang waktu.
Ki Soreng Singaparna kemudian digelandang ke teras bangsal Sultan.

Sementara itu, Ki Juru Martani yang tajam mata batinnya, bisa merasakan sumber ilmu sirep yang sangat tajam itu.
“Adi Pemanahan langsung saja ke Bangsal Sultan….! Ada yang mencurigakan di dahan sawo kecik yang rimbun itu….!” Bisik Ki Juru Martani.
Ki Pemanahan tanggap akan kata-kata kakak iparnya itu. Ia segera bergegas ke bangsal Sultan.

Dalam pada itu, Ki Soreng Satru yang masih tetap mengerahkan ilmu sirep, tidak menyadari ada seseorang yang sedang mengincarnya.
Ki Juru Martani tidak ingin kehilangan banyak waktu, terutama tentang keadaan Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Maka tanpa basa-basi, Ki Juru Martani mengambil batu sebesar genggaman tangan. Dengan dilambari ilmunya yang tinggi, batu ia lemparkan ke arah orang yang bertengger di dahan sawo kecik.
“Auuooch….. gedebuug…..!” Ki Soreng Satru mengaduh tertahan dan kemudian jatuh berdebum di bawah pohon sawo kecik.
Ki Juru Martani yang telah yakin bahwa orang itu yang menebar ilmu sirep, segera meringkusnya tanpa kesulitan.
Ki Soreng Satru yang baru saja mengerahkan ilmu dan kemudian dihantam batu disusul jatuh dari ketinggian, tak berdaya diringkus Ki Juru Martani yang memang berilmu tinggi.
Ki Juru Martani tidak ingin direpotkan oleh orang tak dikenal itu, namun ia juga tidak ingin membunuhnya. Maka Ki Juru Martani kemudian menotok simpul syaraf di punggung orang itu sehingga orang yang tidak dikenal itu lumpuh tak berdaya.

Ki Juru Martani terkejut ketika melihat Raden Mas Danang Sutawijaya menjagai orang yang tidak dikenal dan yang telah diikat. Ia kemudian memperlakukan orang itu seperti yang ia lakukan kepada orang yang jatuh di bawah pohon sawo kecik tadi.
Orang itu kemudian juga ditotok simpul syarafnya hingga lumpuh tak berdaya.
“Ooh…., jangan bunuh aku…..!” Keluh orang itu yang tak lain adalah Ki Soreng Singaparna.
…………..
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Orang yang merasa menang sebelum tugas selesai adalah awal dari kekalahan.”
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *