Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#359

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(359)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Juru Martani pun mengejar Ki Patih Mentahun.
Ki Wiraguna dan Ki Wirasentika dua orang lurah prajurit yang berilmu tinggi pula melihat Ki Patih Mentahun yang berlari menuju kerumunan prajurit Pajang. Kedua orang lurah prajurit itu segera menghadang Ki Patih Mentahun. Namun para prajurit yang lain tidak membiarkan Ki Wiraguna dan Ki Wirasentika menghadapi Ki Patih Mentahun hanya berdua.
Ki Patih Mentahun sangat marah karena dihalangi untuk melihat keadaan Sultan Harya Penangsang.
Terjadilah pertempuran yang sengit, Ki Patih Mentahun dikeroyok oleh banyak prajurit Pajang.

Sementara itu, pasukan gabungan Demak Jipang yang besar telah banyak korban berjatuhan sebelum sempat berhadapan langsung dengan musuh. Mereka yang tertahan di tengah sungai Bengawan itu menyaksikan dan mendengar bahwa Sultan Harya Penangsang telah gugur. Para senopati maupun para adipati merasa sudah tidak ada gunanya lagi melanjutkan pertempuran. Mereka pun kemudian memerintahkan para prajuritnya untuk menarik diri. Mereka semua telah berbalik ke seberang sungai. Mereka yang terluka dibantu untuk segera meninggalkan tepian. Demikian pula yang tewas telah dibawa oleh para prajurit yang satu bregada.
Mereka, seluruh prajurit dari pasukan gabungan Demak Jipang itu berlarian salang tunjang rebut dhucung menyelamatkan diri. Mereka menuju ke barak prajurit yang sebelumnya untuk markas mereka.

Sementara itu, Pangeran Harya Mataram juga menyaksikan dari kejauhan gugurnya Sultan Harya Penangsang yang merupakan kakaknya sendiri. Ia tidak mungkin untuk bela pati yang berarti bunuh diri yang tak berarti. Ia pun segera bergegas kembali ke keraton Demak Jipang sebelum pasukan Pajang menyeberangi sungai. Pasukan Pajang nanti pasti akan menuju ke keraton Demak Jipang pula untuk menjarah apa yang ada di keraton.
“Aku harus menyelamatkan diri dan menyelamatkan siapapun yang bisa aku selamatkan termasuk harta benda yang ada…..!” Batin Pangeran Harya Mataram sambil berlari menuju keraton Demak Jipang.
Ia pun teringat Kanjeng Sunan Kudus yang sudah semakin sepuh itu tadi tidak ikut menyusul ke tepian sungai. Sunan Kudus menunggu di keraton Demak Jipang.

Sementara itu, Ki Patih Mentahun yang dikeroyok oleh banyak prajurit Panjang yang dipimpin oleh Ki Wiraguna dan Ki Wirasentika tak mampu bertahan. Ia luka arang keranjang di seluruh tubuhnya. Ki Patih Mentahun akhirnya tewas di tepian sungai Bengawan Sore menyusul raja yang juga sultan mereka, Sultan Harya Penangsang.
Pasukan Pajang kembali bersorak sorai menyaksikan tokoh utama Demak Jipang telah tewas pula. Tetabuhan dan segala bunyi-bunyian menggetarkan tepian sungai Bengawan Sore.
Hampir seluruh pasukan Pajang telah berkumpul di tepian sungai Bengawan Sore. Setelah berkumpul ternyata jumlahnya banyak juga. Memang ada satu dua yang gugur dan beberapa yang terluka ketika diterjang kuda Gagak Rimang tungganan Sultan Harya Penangsang. Namun itu hal yang lumprah dalam sebuah pertempuran.
Mereka, para prajurit Pajang itu sudah tidak melihat seorangpun prajurit musuh di sungai, bahkan di seberang sungai. Mereka telah yakin bahwa peperangan telah benar-benar berakhir dan kemenangan ada di pihak mereka.

Ki Juru Martani, Ki Pemanahan, Ki Penjawi serta Raden Mas Danang Sutawijaya beserta para senopati dan para adipati telah berkumpul di tepian sungai itu. Mereka membicarakan langkah apa yang akan mereka lakukan.
Wajah-wahah cerah ceria mewarnai mereka yang berkumpul. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa pertempuran berlangsung singkat dan mudah. Itu semua tak terlepas dari cerdik dan pandainya para pimpinan pasukan Pajang. Mereka benar-benar menjalankan gelar perang yang aneh. Benar kata para winasis bahwa pasukan yang menyeberangi sungai akan sulit memenangkan pertempuran. Bukan karena sungainya yang angker, namun ketika menyeberang itu adalah titik kelemahannya. Dan pasukan Pajang bisa mengambil keuntungan dari menyeberangnya pasukan Demak Jipang.
……………
Bersambung………….

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *