Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#426

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
426
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Kali ini para prajurit Jepara merasa senang walau akan maju perang. Namun yang mereka rasakan seakan akan bermain dalam permainan yang mengasyikkan. Walau jika dirasa juga ada rasa jijik. Namun dengan cara itu mereka yakin akan bisa mengusir musuh yang bersenjata letus yang sulit untuk dilawan walau para senopati Jepara berilmu tinggi. Setinggi ilmu jayakasantikan seseorang, jika dihantam peluru meriem tentu sulit untuk bertahan.
Dengan cara seperti yang direncanakan itu, akan mengurangi korban dari kedua belah pihak. Bahkan mungkin saja tidak akan timbul korban.
Mereka telah dibagi dalam beberapa bregada. Setiap bregada yang dipimpin oleh seorang lurah prajurit telah ditentukan tempat untuk melontarkan serangan.
Namun demikian, mereka tidak hanya dibekali dengan senjata bungkusan daun jati dan daun pisang. Mereka juga dikawal oleh pasukan panah berserta pasukan tameng baja untuk melindungi jika mendapat serangan senjata letus. Mereka pun dilengkapi pula dengan senjata pedang atau pun pisau belati. Mereka tidak boleh lengah dan seakan hanya bermain-main saja.

Hari yang ditentukan telah tiba, para prajurit Jepara telah menyiapkan segala perlengkapan untuk ‘menyerang’ musuh. Mereka telah diberi pengarahan oleh seorang senopati bagaimana mereka harus menempatkan diri.
Setelah petang, mereka akan mengirim para prajurit sandi untuk mengawasi dari segala sisi. Jika nanti keadaan sudah dipastikan aman, para prajurit akan mulai bergerak.

Para prajurit sandi yang datang lebih awal harus melumuri tubuh mereka dengan lumpur. Mereka tahu bahwa di dalam beteng pasukan Portugis itu ada beberapa anjing penjaga yang tajam penciumannya. Jika mereka tidak berhati-hati rencana yang telah disusun bisa gagal karena anjing penjaga. Bahkan pakaian mereka pun dilumuri lumpur pula. Mereka pun tak bisa lari keluar dari beteng, karena mereka pasti juga akan dihujani bungkusan yang sangat menjijikkan itu.

Petang itu, para prajurit sandi telah memulai tugasnya. Mereka mengawasi dari segala sisi dengan berlindung di balik pepohonan atau gerumbul perdu.
Perhitungan mereka tidak meleset. Tidak ada gonggongan anjing yang menyambut keberadaan mereka yang tak jauh dari beteng pertahanan pasukan Portugis.
Mereka, para prajurit sandi itu masih menunggu beberapa saat sampai malam benar-benar telah larut.
Para prajurit penyerbu sudah bersiap jika sewaktu-waktu menerima tanda dari para prajurit sandi.
Para prajurit penyerbu tidak perlu melumuri tubuh dan pakaian mereka dengan lumpur, karena nanti mereka akan menyerang secara serentak dari segala arah.
Jika nanti anjing-anjing penjaga itu menggonggong, seketika itu pula para pelempar dengan bandil akan melontarkan ‘bungkusan’ segenggaman tangan itu. Pada saat itu pula para prajurit yang menggunakan buluh bambu akan bersiap.

Belum tengah malam ketika anjing-anjing penjaga di dalam beteng riuh menggonggong. Anjing-anjing itu mengarahkan moncongnya ke segala arah yang membuat pawang anjing tidak bisa segera mengetahui asal yang membuat anjing-anjing itu riuh. Para prajurit dari pasukan Portugis itu pun segera bersiap dengan cepat. Bahkan kemudian terdengar letusan yang keras sebagai peringatan bagi seluruh pasukan. Beberapa prajurit bahkan kemudian memanjat bastion lobang intai yang berada di sudut-sudut beteng. Namun gelapnya malam tidak bisa melihat ada apa di luar beteng.

Tiba-tiba terjadi kegaduhan yang luar biasa. Ketika dari segala penjuru terlontar bungkusan daun. Bungkusan itu ambyar ketika jatuh atau menimpa apapun. Dan yang membuat para prajurit di dalam beteng itu kalang kabut adalah bau yang amat sangat menyengat yang membuat mual siapapun yang berada di dalam beteng itu. Bahkan tak sedikit bungkusan daun itu yang menimpa para prajurit Portugis itu. Mereka pun mengumpat-umpat sejadi-jadinya. Dalam keadaan seperti itu, orang secerdas apapun akan kebingungan. Senjata seampuh apapun seakan tak berarti.
…………………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

One thought on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#426

  1. TRI Widodo 30/08/2023 at 12:22

    Matur nuwun Mas wo, beberapa hari gak bisa. Membaca Cerbung entah kenapa

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *