Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#443

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
443
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Malam itu, sebagian besar yang bergotongroyong di sekitar beringin tua tidak kembali ke barak yang berada di Papringan. Mereka telah membuat barak sederhana di tepi sungai kecil. Barak di dekat sungai tentu memudahkan segala keperluan yang berhubungan dengan air.
Raden Mas Sutawijaya pun memilih untuk tetap tinggal di barak yang berada di sekitar pohon beringin tua itu.
Beberapa kali Raden Mas Danang Sutawijaya mengelilingi area di sekitar pohon beringin tua yang telah bersih dari rerumputan dan pohon perdu. Ia membayangkan bahwa alun-alun nanti cukup luas dan pohon beringin itu menjadi pusatnya. Namun untuk membersihkan rerumputan, semak dan pohon perdu masih harus lebih luas lagi. Ia membayangkan, bangunan yang menyerupai sebuah keraton itu nantinya menghadap ke arah utara dan alun-alun itu sebagai halamannya. Mereka yang ikut bergotongroyong itu nantinya akan dibuatkan pemukiman di sekitar bangunan yang menyerupai keraton. Bahkan angan-angan dari Raden Mas Danang Sutawijaya tidak hanya berhenti di situ, tetapi terbayang bahwa bangunan yang mirip keraton itu di kemudian hari akan menjadi keraton yang sesungguhnya. Sebuah keraton yang lebih megah dari keraton Jipang atau pun Pajang.
Namun akhirnya mereka yang beristirahat di sekitar pohon beringin tua itu bisa beristirahat. Demikian juga Raden Mas Danang Sutawijaya juga memerlukan untuk beristirahat.

Di hari berikutnya, pekerjaan lebih cepat karena ada tambahan tenaga dari pegunungan Sewu. Raden Mas Danang Sutawijaya semakin yakin bahwa angan-angannya akan menjadi kenyataan tidak harus menunggu sampai puluhan tahun. Lebih-lebih yang datang itu tahu bahwa tanah di sekitar tempat itu adalah tanah yang subur, segala jenis tetumbuhan bisa tumbuh dengan subur. Seandainya nantinya di jadikan lahan pertanian tentu sangat cocok. Lebih-lebih yang datang dari pegunungan Sewu yang tanahnya berkapur, ketika melihat tanah yang sangat subur itu sangat senang dan tertarik. Mereka pasti bisa mengajak orang-orang dari pegunungan Sewu yang lain.

Yang mengerjakan jalan dari Papringan menuju ke arah selatan juga lancar tanpa hambatan.
Pagi itu Ki Pemanahan akan ke tempat di sekitar pohon beringin tua. Ia ingin mengatakan kepada Raden Mas Danang Sutawijaya bahwa esok hari akan berangkat menuju ke Giri memenuhi undangan dari Kanjeng Sunan Mrapen. Pengawasan pekerjaan dipercayakan kepada Ki Ageng Giring.

Ki Pemanahan terhenyak kagum ketika telah sampai di sekitar pohon beringin tua. Rerumputan, semak belukar dan pepohonan perdu telah bersih. Bahkan cabang-cabang rendah dari pepohonan besar juga telah dirampas. Tempat itu tampak teduh dan luas. Angin pun semilir menambah sejuknya suasana.
“Heeem….., sangat cocok sebagai tempat tinggal…..!” Batin Ki Pemanahan sambil melangkah untuk menemui Mas Danang.
Raden Mas Danang Sutawijaya bergembira menerima kehadiran Ki Pemanahan yang juga ayah kandungnya itu.
“Ayolah Bapa, aku ajak mengelilingi area yang telah bersih…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya setelah saling berkabar keselamatan.
Sambil berjalan, Raden Mas Danang Sutawijaya menceritakan gagasan yang tengah ia angan-angankan. Gagasan tentang sebuah alun-alun, tentang bangsal-bangsal di seputar alun-alun, tentang pemukiman dan tentang sebuah bangunan induk seperti sebuah keraton.
“Tentu sebuah gagasan yang sangat bagus….! Marilah kita lihat yang lebih luas…..!” Ki Pemanahan yang mengajak.
Bahkan kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya menyampaikan gagasannya, di mana letak alun-alun itu, di mana letak bangsal, di mana letak pemukiman dan di mana letak bangunan induk itu.
“Gagasan itu sebaiknya kau gambar agar lebih mudah di pahami. Dan sebaiknya dengan ukuran depa yang telah baku……!” Saran dari Ki Pemanahan.
“Baik sekali, Bapa…..! Nanti akan aku gambar di sebuah rontal atau sebuah kain polos……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
………….
Bersambung………..
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

2 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#443

  1. TRI Widodo 16/09/2023 at 15:57

    Matur nuwun pak Maswo salam sehat selalu

    Balas
    1. Sutanto Prabowo 19/09/2023 at 12:40

      Sami-sami Pak Widodo

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *