Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#514

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(514)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Ya, mereka memang tidak capai setelah dibantu oleh Raden Mas Danang Sutawijaya beserta empat orang penunggang kuda. Mereka merasa amat ringan. Dan yang tidak mau diganti itu merasa senang.
Gerobak kesembilan itu pun telah siap pula.
Namun tiba-tiba seorang penunggang kuda yang berada di ujung dadung berkata.
“Sebentar…., aku ada ide…..! Sebaiknya ujung-ujung tali ini diikatkan pada sebatang bambu yang kuat di dua ujung, kiri dan kanan. Nanti kita tarik bambunya di tengah dan di samping kiri kanan. Dengan demikian kekuatan kita menjadi menyatu….!”
“Baik…! Aku kira usulan yang bagus….!” Jawab salah satu dari mereka.
Mereka kemudian melakukan seperti usulan dari seorang penunggang kuda. Di gerobak memang ada bambu-bambu yang kuat.
Kini enam orang telah siap di belakang batang bambu dan siap mendorong ke atas. Empat orang di tengah dan dua orang di kiri dan kanan ikatan tali.
“Yuuuk siaaap…….!” Bajingan pengendali sapi yang memberi aba-aba.
Mereka serentak mendorong dari tempat masing-masing.
Dan benar, gerobak penuh muatan genteng melaju ringan sampai di atas, di jalan yang landai tanpa berhenti. Pembawa ganjal kayu hanya berlari-lari saja. Meskipun demikian, mereka tetap diperlukan juga.
Mereka kembali bertepuk tangan dengan gembira, seakan mendapat tontonan yang langka. Bahkan kemudian mereka berebut untuk ikut menggantikan mereka yang sudah beberapa kali ikut mendorong. Mereka akan ikut bangga bahwa bisa bersama-sama dengan para piyayi ikut mendorong gerobak. Lagi pula, pengalaman itu akan menjadi cerita bagi mereka yang tidak ikut menyaksikan kejadian itu. Dan juga bagi anak cucu kelak.
Kejadian yang mungkin tidak akan terulang lagi.

Gerobak-gerobak selanjutnya berjalan lancar karena Raden Mas Danang Sutawijaya dan empat orang penunggang kuda tidak istirahat. Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya dan keempat orang itu tidak merasa lelah.
Gerobak terakhir telah sampai di atas, di jalan yang landai.
Mereka kembali bertepuk tangan dan bersorak gembira dengan meriah karena gerobak terakhir telah sampai di atas.
Penjual batu bata dan genteng tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Raden Mas Danang Sutawijaya dan empat orang penunggang kuda. Tak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada warga yang ikut membantu.
Beberapa saat menyiapkan gerobak-gerobak mereka dan kemudian mereka siap berangkat menuju ke Kotagede.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya dan empat orang penunggang kuda yang mengaku sebagai utusan Adipati Bagelen itu berbincang dengan Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun Raden Mas Danang Sutawijaya mengajak untuk berbincang di barak yang berada di Papringan.
“Barak itu berada di tepi jalan yang akan kita lalui ini. Dan juga rombongan gerobak itu juga akan melewati Papringan……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baiklah jika demikian…..!” Berkata pimpinan rombongan dari Bagelen itu.

Gerobak-gerobak telah menggelinding pelan. Jalan yang dilalui memang jalan datar yang cukup lebar.
Bahkan kemudian gerobak-gerobak itu didahului oleh Raden Mas Danang Sutawijaya dan empat orang penunggang kuda. Mereka pun dengan ramah menyapa para pengangkut batu bata dan genteng itu.
“Aku mendahului…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya dengan tersenyum.
“Terimakasih Raden dan Kisanak sekalian…..!” Teriak mereka setiap kali didahului.

Mereka berlima akhirnya sampai di barak di Papringan. Barak yang sudah tidak ditinggali lagi. Hanya ada dua orang yang membersihkan dan menunggu barang-barang yang belum dibawa ke Kotagede.
Mereka kemudian berbincang tentang berbagai hal. Para utusan itu bercerita tentang rencana pengiriman pasukan prajurit Bagelen ke Pajang. Pajang yang sedang menghimpun kekuatan untuk dikirim ke bang wetan.
“Jika demikian, apakah utusan dari Menoreh itu juga untuk keperluan yang sama…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kemungkinan besar memang demikian…..!” Berkata salah seorang utusan dari Bagelen.
………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *