Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(937)
Mataram.
Sementara itu, Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi beserta pasukan di sisi selatan tidak lagi mengejar pasukan bang wetan yang telah kocar-kacir menyelamatkan diri. Dan Tumenggung Gending telah tertangkap. Mereka pun telah mendengar bahwa Senopati Kediri telah syampyuh – tewas bersama dengan Tumenggung Pasegi. Kabar pun telah diterima bahwa pasukan bang wetan di sisi utara juga telah meninggalkan medan laga dengan korban yang tidak sedikit. Para senopati mereka pun banyak yang tewas. Dengan demikian, di semua medan, pasukan Kediri yang dibantu oleh pasukan Mataram unggul dalam pertempuran. Namun demikian, gugurnya Senopati Kediri membuat sedih mereka semua. Mereka juga tahu bahwa Senopati Kediri telah diangkat sebagai anak yang dikasihi oleh Kanjeng Panembahan Senopati. Kanjeng Panembahan Senopati pasti sangat sedih. Maka, Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi beserta para petinggi pasukan Kediri dan pasukan Mataram segera berembug. Mereka tidak segera kembali ke Mataram karena masih menunggu perintah dari Kanjeng Panembahan Senopati. Apakah mereka akan diperintah untuk melanjutkan penyerbuan lagi ke kadipaten-kadipaten yang mendukung melawan Kediri. Mereka kemudian mengutus tiga orang prajurit untuk segera kembali ke Mataram untuk menanyakan perintah dari Kanjeng Panembahan Senopati. Mereka juga dipesan untuk menanyakan tentang jasad dari Senopati Kediri. Apakah jasad itu akan dimakamkan di Kediri atau di Mataram atau di tempat lain.
Mereka, tiga orang prajurit itu pun segera memacu kudanya untuk kembali ke Mataram.
Sementara itu perjalanan punggawa keraton, Ki Ranggapita pun lancar tanpa halangan. Ia telah tiba di Mataram dan segera menghadap Kanjeng Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati sangat sedih mendengar gugurnya Senopati Kediri yang ia kasihi. Ia sebelumnya berharap dan percaya bahwa Senopati Kediri akan bisa menjadi kekuatan penyangga kewibawaan Mataram di bang wetan.
Ki Ranggapita memang belum mengetahui akhir dari pertempuran di Kediri tersebut. Ia memang telah melaporkan bahwa Ki Tumenggung Pasegi – paman dari Senopati Kediri juga tewas. Namun belum mengetahui bahwa pasukan Kediri dan pasukan Mataram telah berhasil memenangkan pertempuran.
“Siapkan pasukan yang besar dan kuat. Akan aku pimpin sendiri pasukan itu…..!” Perintah Kanjeng Panembahan Senopati.
Dalam waktu singkat, pasukan besar dan kuat telah siaga di alun-alun Mataram. Mereka telah siap berangkat menuju ke bang wetan dan akan dipimpin oleh Kanjeng Panembahan Senopati sendiri.
Sementara pasukan Mataram yang besar dan kuat telah bersiap untuk berangkat. Tiga orang prajurit yang diutus oleh Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi dari Kediri telah tiba di Mataram. Mereka kemudian diterima oleh Kanjeng Panembahan Senopati. Mereka kemudian melaporkan bahwa diutus oleh Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi untuk melaporkan secara rinci jalannya pertempuran di Kediri. Dan bahwa seluruh medan pertempuran telah dimenangkan oleh pasukan Kediri bersama Pasukan Mataram. Bahwa para petinggi pasukan Kediri dan pasukan Mataram masih menunggu perintah dari Kanjeng Panembahan Senopati selanjutnya.
Kanjeng Panembahan Senopati kemudian memerintahkan, agar Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi beserta pasukannya tetap tinggal di Kediri untuk beberapa waktu. Pimpinan pemerintahan di Kediri dipercayakan kepada Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi untuk sementara sampai gejolak di bang wetan benar-benar reda.
Sementara itu, jasad Senopati Kediri agar di makamkan di telatah wedi berdampingan dengan para petinggi Pajang yang dimakamkan di pemakaman itu.
Kanjeng Panembahan Senopati kemudian membatalkan keberangkatan pasukan yang besar dan kuat yang telah bersiaga di alun-alun. Ia percaya bahwa Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi akan mampu mengatasi gejolak di bang wetan.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.