Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1019
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanajaya.
Rangkaian tata upacara pernikahan yang serba mendadak itu berlangsung dengan lancar tanpa hambatan apapun. Namun bagi mereka yang ikut hadir sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Bagi mereka akan bisa menjadi bahan cerita kepada anak cucu di kemudian hari.
Sebelum seluruh rangkaian tata upacara ditutup. Sang pepatih mewakili Sang Prabu Siung Laut menyampaikan sesorah.
Yang pertama tentang ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam perhelatan agung tersebut.
Yang kedua disampaikan, bahwa Sang Putri Sedah Merah akan segera diboyong ke Mataram.
Yang ketiga yang tak kalah pentingnya, bahwa tidak ada lagi permusuhan antara Blambangan dan Mataram.
Blambangan mengakui kekuasaan Mataram atas pulau Jawa. Namun demikian, Blambangan bukanlah negeri taklukkan Mataram tetapi mitra yang saling menguntungkan dan saling membantu.
Blambangan bebas hadir atau tidak dalam pasewakan agung yang diselenggarakan oleh Mataram. Demikian pula upeti, Blambangan bebas mengirim atau tidak upeti ke Mataram.
Blambangan bersedia membantu Mataram jika ada kadipaten di tlatah bang wetan yang berontak terhadap Mataram.
Bregada prajurit Blambangan akan ikut mengiringi boyongan mempelai ke Mataram.
Kemudian Pepatih Blambangan tersebut atas nama Prabu Siung Laut memohon maaf atas segala kekurangan selama berlangsungnya perhelatan yang serba mendadak tersebut.
Dan kemudian sang Pepatih mengucapkan selamat kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Benar saja, kini hampir semua tamu undangan telah meninggalkan tempat perhelatan. Demikian pula para prajurit Mataram untuk sementara diinapkan di babgsal-bangsal di sekitar alun-alun. Dan esok hari mereka akan mengiringi boyongan temanten dari Blambangan ke Mataram.
Sementara itu di Mataram Kanjeng Panembahan Senopati dan Ki Patih Mandaraka atau Ki Juru Martani sedang berbincang. Mereka memperbincangkan sebuah telatah yang paling dekat dengan kotaraja Mataram namun kini belum menjadi bagian dari kekuasaan Mataram.
Bahkan tempat itu begitu dekat dengan Lipura tempat penggemblengan pasukan berkuda Mataram.
Setiap kali Kanjeng Panembahan Senopati ingin menggempur telatah itu. Namun setiap kali pula Ki Patih Mandara selalu mencegahnya.
“Telatah itu hanyalah telatah kecil dan pasti pasukannya pun lemah, Uwa…..!” Berkata Kanjeng Panembahan Senopati.
“Sabar Angger Panembahan, walau telatah itu kecil, namun menyimpan kekuatan yang besar……!” Berkata Ki Patih Mandara.
“Maksud Uwa…..?” Bertanya Kanjeng Panembahan Senopati.
Ki Patih Mandaraka alias Ki Juru Martani kemudian menceritakan. Bahwa ia pernah menyusup dengan menyamar sampai di tempat itu. Bahkan sampai di pusat pemerintahan telatah itu. Tempat itu berada di sebelah barat Lipura namun terhalang oleh hutan yang lebat. Demikian pula di sisi utara pun di batasi oleh hutan lebat yang belum pernah dijamah oleh manusia. Sedangkan di sisi barat dibatasi oleh sungai Praga yang ganas. Sungai yang terlalu sulit untuk diseberangi dengan perahu getek bambu. Sedangkan di sisi selatan dibatasi oleh laut Selatan. Sehingga tempat itu menjadi tempat yang aman dan tak pernah terusik oleh penguasa- pengusa tanah Jawa sebelumnya.
Ki Patih Mandaraka melanjutkan ceritanya. Konon tempat itu telah berdiri jauh sebelum Mataram ada. Tempat yang di buka oleh Ki Mangir salah seorang putra dari Kanjeng Prabu Brawijaya sang pengusaha Majapahit saat itu. Sehingga tempat itu disebut Mangir. Ia salah seorang trah dari Prabu Brawijaya yang mencari selamat karena runtuhnya Majapahit. Majapahit runtuh karena serbuan dari pasukan Demak saat itu. Ketika Demak berkuasa, Mangir luput dari perhatian penguasa Demak. Bahkan ketika Demak sampai beberapa kali pergantian penguasa, Mangir tetap tak tersentuh. Dan kemudian ketika pemerintahan Demak beralih ke Jipang Panolan yang hanya seumur jagung. Mangir tetap tak tersentuh sehingga bagai tanah perdikan yang tidak dikuasai oleh penguasa yang lebih besar. Demikian pula ketika pusat pemerintahan pulau ini beralih ke Pajang. Mangir pun tak tersentuh.
………..
Bersambung………
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.