Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1203

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1203
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Mereka pun tanpa diminta hampir semuanya berdiri menyambut kehadiran sesepuh keraton. Sepuh yang benar-benar sepuh, namun juga jabatannya yang tinggi, orang pertama sesudah sang raja, yakni Ki Patih Mandaraka. Mereka pun tak mengesampingkan jasa dari Ki Patih Mandaraka yang telah mendampingi negeri ini sejak babat hutan Alas Mentaok.
Ki Patih Mandaraka pun telah duduk di tempat yang disediakan dengan penuh hikmat. Para hadirin pun kembali duduk di tempat masing-masing.
Kini hampir semua yang hadir benar-benar terperangah. Mereka menyaksikan seseorang yang berbusana serba keemasan yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Ia didampingi oleh dua orang senopati Mataram. Mereka ternganga menyaksikan pemandangan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Bahkan dalam kisah pewayangan pun tidak pernah diceritakan. Busana yang gemebyar penuh kemewahan.
Namun mereka tidak berdiri menyambut kehadirannya seperti ketika Ki Patih Mandaraka yang hadir. Mereka hanya bisa bergumam; “Wuooo…. wuooo…. wuooo….!” Meski tertahan di hampir setiap sudut pendapa.
Namun bagi mereka yang paham adat istiadat dan sopan santun berbusana hanya bisa bergumam; “Heeeem…..!”
“Ora empan papan – tidak pada saat dan tempatnya….!” Batin mereka.
“Bukankah sekarang suasana duka….?” Bisik yang lain.
Dari bisik-bisik yang mereka dengar, mereka kemudian tahu bahwa orang itu adalah Garwa Selir.
“Ibunda Pangeran Martapura….!” Bisik banyak orang yang telah tahu siapa orang itu.
“Yaaa…. kita tahu, Pangeran Martapura calon raja kita….!” Sahut kawannya dengan wajah masam.
“Embuh-lah….!” Sahut kawannya tak kalah masam.
“Kita semua mengerti bahwa garwa selir itu bukan garwa padmi – bukan permaisuri. Mengapa bisa seperti ini…..!” Keluh yang lain.
“Embuh-lah….!” Jawaban yang paling mudah karena kebingungan mereka.
Yang membuat mereka semakin tidak mengerti tentang adat sopan santun adalah, ketika Garwa Selir tersebut tidak duduk tepekur seperti yang lain. Tetapi ia tetap berdiri di samping Ki Patih Mandaraka.
Namun Garwa Selir tetap berdiri dengan tatapan lurus kedepan. Bahkan kadang mengedarkan pandangan ke setiap sudut pendapa keraton. Yang ia rasakan, semua yang hadir terkagum-kagum kepadanya. “Mereka akan semakin hormat kepadaku setelah wisuda putraku nanti….!” Batinnya.
Namun sesaat kemudian, Ki Tumenggung Mandurareja telah memulai rangkaian tata upacara penghormatan terakhir kepada Sinuhun Hanyakrawati. Ki Tumenggung Mandurareja sendiri yang memimpin tata upacara itu sesuai adat istiadat keraton.
Pada saat terakhir, kesempatan sambutan diberikan kepada Ki Patih Mandaraka. Ki Patih Mandaraka walau telah sepuh, namun masih mampu merangkai kata dengan baik dan lancar. Bahkan jelas terdengar sampai di sudut-sudut pendapa. Karena saat itu suasana hening, tidak ada yang berisik sama sekali.
Panjang lebar Ki Patih Mandaraka sesorah.
Namun semua yang hadir terhenyak ketika Ki Patih Mandaraka mengatakan; “Pada saat ini pula, Sinuhun Hanyakrawati ingin melaksanakan wasiatnya, yakni mewisuda putra dari Garwa Selir menjadi raja di negeri Mataram ini, Pangeran Martapura….!” Ki Patih Mandaraka berhenti sejenak. Namun mereka yang hadir hanya bisa saling berpandangan, masih belum yakin bahwa hal yang sangat tidak diharapkan itu benar terjadi. Namun tak sedikit pula yang bergumam; “Haaaaah….!” Seakan tak percaya.
“Sabda pandita ratu datan wola-wali….!” Lanjut Ki Patih Mandaraka.
Yang terlihat menangis sesenggukan adalah Permaisuri Dyah Banowati. Ia tidak mengerti lelakon yang sedang terjadi. Mengapa sebagai permaisuri seakan tak berarti. Ia didampingi oleh Pangeran Gagak Baning adipati Pajang dan sang putra Raden Mas Rangsang.
“Sabar Bunda….! Biarlah terjadi wasiat yang ditinggalkan oleh ayahnda Prabu….!” Berkata Raden Mas Rangsang menghibur ibundanya.
Pendapa kembali hening, ketika kemudian Ki Tumenggung Mandurareja melanjutkan.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Exit mobile version