Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(803)
Mataram.
Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama adalah telah mengetahui pendirian dari senopati di barak itu. Dan seandainya pasukan di barak itu diperlukan tentu mereka akan mendukung. Ia tahu bahwa pasukan di barak itu cukup tangguh karena setiap hari pagi dan sore selalu gladi perang. Dan secara perorangan juga meningkatkan kemampuannya. Pasukan itu merupakan pasukan penyangga di sisi barat dari Pajang yang setiap saat siaga untuk maju ke medan tempur.
Sore itu Pangeran Benawa tidak melanjutkan perjalanan ke beberapa kademangan atau kadipaten. Ia memerlukan kembali dahulu ke Pajang.
Ia mesti berembug lagi dengan Senopati Wirosekti dan pasukannya agar tidak salah langkah.
Sementara itu, di keraton Pajang tidak terjadi gejolak atas penobatan Pangeran Pangiri sebagai Sultan Pajang. Namun demikian terasa sekali sikap para nayaka praja dan kerabat keraton tampak dingin. Mereka tidak bersikap ramah kepada Sultan Pangiri.
Sedangkan Sultan Pangiri sendiri heran, mengapa sejak pemakaman Kanjeng Sultan Hadiwijaya kemarin belum pernah bertemu dengan Pangeran Benawa. Dan ketika seorang prajurit mencari tahu tentang keberadaan Pangeran Benawa juga tidak diketahui. Bahkan di ksatrian tempat tinggal Pangeran Benawa juga tidak ada. Namun Sultan Pangiri tidak khawatir terhadap Pangeran Benawa. Karena ia tahu bahwa Pangeran Benawa tidak memiliki dukungan pasukan prajurit ataupun para petinggi keraton. Yang diketahui oleh Sultan Pangiri adalah bahwa Pangeran Benawa terlalu sering meninggalkan keraton untuk waktu yang lama. Sultan Pangiri merasa lebih dekat dan lebih diterima oleh para nayaka praja. Ia merasa tidak ada penolakan dari para petinggi keraton Pajang. Bahkan Senopati Wirosekti sebagai seorang senopati kepercayaan Kanjeng Sultan Pajang telah menghadapnya. Ia yakin bahwa pasukan pengawal raja yang tangguh itu akan mendukungnya pula.
“Terimakasih kepada Kakang Senopati Wirosekti yang telah menghadap. Aku mohon dukungan dari seluruh prajurit dalam pasukan pengawal Kanjeng Sultan Hadiwijaya…..!” Berkata Sultan Pangiri menerima kunjungan dari senopati Wirosekti.
“Daulat Kanjeng Sultan…..!” Jawab Senopati Wirosekti singkat.
Senopati Wirosekti sengaja menghadap Sultan Pangiri agar ia dan seluruh pasukan yang ia pimpin tidak dicurigai oleh Sultan Pangiri.
Petang hari itu, Pangeran Benawa tidak langsung pulang ke ksatruannya tetapi ia menuju ke rumah Senopati Wirosekti lewat pintu samping.
Senopati Wirosekti menerima Pangeran Benawa dengan hati-hati agar tidak diketahui oleh siapapun.
“Aku berjalan kaki dan kudaku aku titipkan di tempat prajurit kepercayaanku di luar kotaraja. Sepertinya tidak ada yang mengetahui kedatanganku Kakang…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Syukurlah Pangeran…..! Saya baru saja menghadap ke keraton dan diterima dengan baik oleh Pangeran Pangiri. Tidak ada kecurigaan terhadap pasukan kami……!” Berkata Senopati Wirosekti.
“Syukurlah jika demikian, tindakan Kakang sangat tepat…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Pangeran Pangiri juga sempat menanyakan keberadaan Pangeran Benawa….!” Lanjut Senopati Wirosekti yang tidak menyebut Sultan Pangiri dengan sebutan sultan tetapi tetap pangeran.
“Bagaimana jawab Kakang Wirosekti ketika itu…..?” Bertanya Pangeran Benawa.
“Saya katakan bahwa saya tidak tahu keberadaan Pangeran Benawa…..!” Jawab Senopati Wirosekti.
Pangeran Benawa tersenyum dengan demikian pasukan ‘baris pendem’ yang dipimpin oleh Senopati Wirosekti belum terendus oleh Pangeran Pangiri.
Pangeran Benawa kemudian menceritakan perjalanannya ke Mataram. Bahwa Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati akan mendukung sepenuhnya pergerakan Pangeran Benawa dan pasukan baris pendem-nya.
“Akan kami tempatkan salah seorang prajurit sandi Mataram di rumah ini Kakang. Agar mudah hubungan kita dengan Mataram…..!” Lanjut Pangeran Benawa.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.