Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(910)
Mataram.
Bahkan tombak Kiai Plered itu pula yang menghabisi riwayat Harya Penangsang yang sakti mandraguna pula saat itu. Dia adalah murid terkasih dari Kanjeng Sunan Kudus. Demikian pula hari ini, tamatlah riwayat dari Ki Rangga Keniten yang sakti mandraguna pula.
Sore hari itu, rombongan pasukan Gagak Ireng telah meninggalkan Pasuruan. Kini rombongan bertambah satu kereta yang penuh dengan barang upeti dari Adipati Pasuruan kepada Mataram. Kereta yang dikusiri seorang sais dan seorang prajurit pengawal dari Pasuruan.
Perjalanan tentu tidak secepat jika tanpa kereta pembawa barang.
Menurut perhitungan, mereka tidak menginap di perjalanan, tetapi akan menginap di Pajang. Walau mungkin sampai di Pajang telah menjelang tengah malam. Maka diminta dua orang prajurit untuk memacu kudanya agar bisa memberitahu kepada Raden Gagak Baning di Pajang.
Raden Gagak Baning sedikit terkejut ketika menerima dua orang prajurit yang berpakaian serba hitam datang telah malam. Ikut menerima kedatangan prajurit itu adalah dua orang murid orang bercambuk yang untuk sementara dipercaya untuk mengawal raja. Bagaimana pun juga mereka harus selalu bersiaga menjaga keselamatan raja. Terlebih dua orang tamunya adalah tamu yang tidak biasa.
“Kedatangan kalian membuat kami terkejut……!” Berkata Adipati Gagak Baning setelah mereka saling berkabar keselamatan.
“Maafkan kami Kanjeng Adipati, pakaian kami mungkin yang membuat Kanjeng Adipati tidak mengenali kami.
Saya Suranta dan saya Langgeng…..!” Berkata dua orang prajurit yang berpakaian serba hitam itu.
“Oooh Kakang Suranta dan kau Kakang Langgeng……!” Berkata Adipati Gagak Baning yang kemudian memperkenalkan dua orang pengawal yang berasal dari Jatinom.
“He he he….., kalau aku sudah tahu kalian berdua ketika kedatangan pasukan Pati di utara Prambanan. Dua orang murid bercambuk yang berilmu tinggi…..!” Berkata Langgeng yang saat itu menjadi bagian dari Pasukan Mataram untuk menghadapi pasukan dari Pati.
Dua orang murid orang bercambuk itu hanya tersenyum.
Langgeng kemudian melanjutkan laporan perjalanannya dan bahwa pasukan Mataram akan singgah di Pajang.
“Mungkin menjelang tengah malam mereka baru sampai di Pajang…..!” Lanjut Langgeng.
“Tentu kami dengan senang hati menerima kedatangan Kangmas Panembahan Senopati beserta rombongannya. Yang pasti Adipati Gagak Baning telah mengenal mereka semua.
Adipati Gagak Baning kemudian mengabarkan kepada para senopati di Pajang untuk menyambut kedatangan Panembahan Senopati beserta rombongan, kira-kira menjelang tengah malam baru tiba.
Terjadi kesibukan mendadak di Pajang untuk mempersiapkan kehadiran pasukan Mataram setelah lawatannya ke Pasuruan.
Sambil menunggu, Suranta yang kemudian menceritakan tentang perjalanannya ke Pasuruan. Bahkan ia sempat menceritakan tentang adanya perang tanding antara Ki Rangga Keniten melawan Ki Gagak Ireng yang tak lain adalah Panembahan Senopati sendiri.
“Syukurlah bahwa Kangmas Panembahan Senopati selalu dapat mengatasi setiap perlawanan dari luar….!” Berkata Adipati Gagak Baning.
Benar, menjelang tengah malam pasukan Mataram yang berpakaian serba hitam sudah datang. Para senopati Pajang pun ikut menyambut kedatangan mereka. Para senopati heran dengan pakaian dari pasukan Mataram yang serba hitam itu. Mereka telah sedikit mendengar tentang lawatan Pasukan Mataram itu ke Pasuruan. Namun belum mendengar kisahnya secara utuh.
Tempat beristirahat telah dipersiapkan. Namun jamuan untuk makan malam pun telah disiapkan pula.
“Membuat kami terkejut Kangmas…..!” Berkata Adipati Gagak Baning yang merupakan adik dari Panembahan Senopati sendiri.
“Biar nanti ada salah seorang senopati yang bercerita panjang lebar. Dan yang lain bisa beristirahat…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Tentu perjalanan yang menarik…..!” Jawab Adipati Gagak Baning yang sebelumnya telah sedikit mendengar cerita dari Suranta.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.