Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#309

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(309)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Bulu kuduk Sultan Hadiwijaya meremang ketika melihat kursi yang diperuntukkan baginya. Ia tidak tahu mengapa hal itu ia rasakan. Kemudian ia teringat akan pesan Ki Juru Martani agar tanggap terhadap bisikan batin. Dan dirinya harus siaga lahir dan batin. Apakah perasaan ini ada hubungannya? Sultan Hadiwijaya tidak bisa memastikan. Namun perasaan itu semakin kuat ketika ia semakin dekat dengan tempat yang ditawarkan oleh Sultan Harya Penangsang.
“Silahkan Yayi…., kita berbincang sambil duduk…..!” Pinta Sultan Harya Penangsang dengan hati berdebar-debar. Jika Jaka Tingkir telah duduk di kursi yang telah diberi mantram itu, ia akan lemas tak berdaya. Dan sekejap kemudian, keris Setan Kober akan menghujam lambung Jaka Tingkir Hadiwijaya.
“Terimakasih Kakangmas….., tidak sepantasnya orang yang lebih muda duduk di sisi kanan dan lebih dekat dengan orang yang sangat dihormati….!” Dalih Sultan Hadiwijaya yang sesungguhnya tanpa alasan.
Berkata demikian, Sultan Hadiwijaya bergeser ke sisi kiri kursi dari yang di tengah. Ketika ia menjauh dari kursi sebelah kanan, perasaan Sultan Hadiwijaya tidak lagi membuat bulu kuduk meremang.
“Itu adalah kursi kehormatan yang telah disiapkan oleh Bapa Sunan…..! Silahkan duduk di kursi yang telah disiapkan itu…..!” Desak Sultan Harya Penangsang.
“Terimakasih Kakangmas….! Kakangmas yang lebih layak duduk di sisi kanan Bapa Sunan….!” Dalih Sultan Hadiwijaya sekenanya.
“Jangan menolak tempat yang telah disiapkan oleh Bapa Sunan, Dimas……!” Desak Sultan Harya Penangsang.
Sedangkan Kanjeng Sunan Kudus tidak ikut memaksa Sultan Hadiwijaya. Jika demikian, nanti Sultan Hadiwijaya akan berprasangka. Dan sepertinya Sunan Kudus bisa membaca kebimbangan dari Sultan Hadiwijaya tersebut.
Sedangkan Sultan Hadiwijaya sendiri tidak mengerti mengapa ada perasaan merinding jika dekat kursi yang ditawarkan oleh Sultan Harya Penangsang tersebut.
Namun Sultan Hadiwijaya kemudian mengalihkan perbincangan. Karena sejak tadi, ia membopong empat buah keris selain keris yang ia selipkan di pinggangnya.
“Maaf Bapa….., sebelum kami menerima pengajaran dari Bapa, Jaka Tingkir ingin mengembalikan empat buah keris ini. Keris milik utusan Kakangmas Harya Penangsang yang tertinggal di keraton Pajang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Merah padam wajah Sultan Harya Penangsang melihat cara Sultan Hadiwijaya mempermalukan dirinya. Ia tahu bahwa keris-keris itu adalah milik para soreng yang ia utus untuk membunuh Jaka Tingkir, namun gagal.
Sultan Harya Penangsang tidak segera menjawab karena menahan kemarahan yang amat sangat.
“Silahkan diterima, Kakangmas…..! Karena keris-keris ini tidak berguna di Pajang. Mungkin dijual di pasar klitian saja tidak laku…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya sengaja mengusik perasaan Sultan Harya Penangsang.
“Gilaaa…..! Itu pasti mengada-ada…..!” Sahut Sultan Harya Penangsang mencoba mengelak walau sesungguhnya ia tahu bahwa benar apa yang dikatakan oleh Jaka Tingkir Hadiwijaya.
Ketika Jaka Tingkir Hadiwijaya memberikan hadiah kepada para soreng yang akan membunuhnya, ia sudah merasa sangat terhina. Dan kini Jaka Tingkir Hadiwijaya mengusik kembali dengan mengembalikan keris-keris itu.
“Keris-keris ini hanya cocok untuk cukil kambil – mencokel kelapa di dapur keraton Pajang……!” Ejek Sultan Hadiwijaya yang sengaja membuat Sultan Harya Penangsang marah.
Wajah Sultan Harya Penangsang sungguh-sungguh merah padam, namun ia belum menemukan alasan untuk melampiaskan.
Sultan Hadiwijaya yang pada masa mudanya memang suka usil namun tidak pernah berbuat kejahatan. Suka usilnya itu kini terungkit kembali.
Ia kemudian melemparkan begitu saja keris-keris itu di lantai sanggar.
“Untuk mengiris bawang saja tidak mempan kok dicoba untuk membunuh Sultan Pajang……!” Ejek Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya.
…………..
Bersambung……….
(@SUN).

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *