Trah Prabu Brawijaya.
Seri 958
Mataram.
Pati telah mengerahkan pasukannya besar-besaran. Jika benar bisa bergabung dengan pasukan dari Blora, dari Rembang, dari Grobogan dan dari pasukan bang wetan, pasti akan menjadi kekuatan yang jauh lebih besar. Jika itu terjadi, maka untuk menggulung pasukan Mataram bukan hal yang mustahil. Pasukan Mataram yang berkemah di lereng gunung Kendeng itu ibarat ‘ula marani gebuk’ – ‘kutuk marani sunduk’ – atau ‘asu marani gebug’ – seakan menantang bahaya.
“Ayo kita porak porandakan pasukan Mataram yang sombong itu…..!” Teriak salah seorang senopati Pati memberi semangat kepada pasukan yang telah berangkat di dini hari itu.
Para prajurit dengan sorak sorai melangkah menuju lereng gunung Kendeng. Mereka tak khawatir jika diawasi oleh prajurit sandi dari musuh. Mereka justru ingin memamerkan pasukannya yang besar dan kuat. Pasukan Mataram pasti akan ciut nyali menyaksikan pasukan yang besar itu.
Keberangkatan pasukan yang besar itu memang tak luput dari pengawasan para prajurit sandi dari Mataram. Para prajurit sandi dari Mataram memang mengakui bahwa pasukan yang berangkat dari alun-alun Pati itu sungguh mengular begitu panjang.
Dua orang prajurit sandi dari Mataram segera memacu kudanya untuk melaporkan keberangkatan pasukan yang besar itu kepada para petinggi pasukan Mataram di lereng gunung Kendeng. Sedangkan beberapa prajurit sandi lainnya masih tetap mengawasi perjalanan pasukan Pati tersebut. Di paling belakang dari pasukan itu adalah iring-iringan kereta kuda yang membawa berbagai perlengkapan. Namun prajurit sandi dari Mataram mengetahui bahwa masih ada sebregada pasukan berkuda dari Pati yang masih di alun-alun. Mereka akan menyusul kemudian.
“Pasukan yang benar-benar kuat. Mataram harus bisa memasang gelar perang yang tepat untuk mengatasi pasukan yang besar itu…..!” Bisik salah seorang prajurit sandi dari Mataram kepada sejawat-nya.
“Kita harus segera memberi laporan susulan bahwa masih ada pasukan cadangan berkuda dari pasukan Pati….!” Jawab kawannya.
“Marilah kita berdua yang menyusul memberi laporan. Biar kawan kita yang lain yang tetap mengawasi…..!” Usul kawannya.
“Baik…..! Ayo kita berangkat sekarang….!” Ajak kawannya.
Sementara itu, di pagi hari itu, pasukan Mataram di lereng gunung Kendeng telah bersiaga. Mereka telah mendengar bahwa pasukan Pati akan menyerbu mereka di pagi hari itu. Namun pasti setelah matahari lewat sepenggalah pasukan Pati baru tiba karena perjalanan kaki. Lereng gunung Kendeng itu tidak terlalu jauh dari pusat kotaraja Pati, namun juga tidak dekat. Bahkan bisa jadi setelah tengah hari pasukan itu baru tiba.
Ketika para petinggi pasukan Mataram itu sedang berbincang untuk memilih gelar perang yang sesuai, datanglah prajurit sandi yang ditugaskan di Pati.
“Ada perkembangan apa, prajurit…..?” Bertanya Pangeran Singasari setelah saling berkabar keselamatan.
Prajurit itu kemudian melaporkan secara rinci tentang pasukan Pati yang telah meninggalkan alun-alun Pati. Yang mereka ketahui, pasukan itu memang akan menyerbu perkemahan di lereng gunung Kendeng tersebut. Pasukan Pati yang besar dan kuat. Pasukan itu memang jauh lebih banyak dari pasukan Mataram yang berkemah di lereng gunung Kendeng tersebut.
“Baiklah….., terimakasih. Lanjutkan tugas kalian dan laporkan setiap perkembangan keadaan…..!” Berkata Pangeran Mangkubumi.
Para petinggi pasukan Mataram di lereng gunung Kendeng kembali berembug untuk menyikapi laporan yang telah mereka terima.
“Jika kita hanya menunggu di perkemahan ini tentu akan seperti gerombolan serigala yang terjebak di dalam kandang…..!” Berkata Pangeran Singasari.
“Bagaimana baiknya, Kangmas…..?” Bertanya Pangeran Mangkubumi.
“Kita songsong mereka….! Kita bisa memilih tempat yang sesuai dengan kekuatan kita. Cara yang digunakan oleh pasukan Angger Raden Mas Jolang bisa kita terapkan di pasukan kita. Kita jangan terjebak di kandang. Kitalah yang akan menjebak mereka….!” Jawab Pangeran Singasari.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Senang sekali membaca serial Trah Prabu Brawijaya, besuk kalau serial ini habis barangkali bisa di share serial Nogo Sosro Sabuk Inten. Terima kasih