Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#992

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 992
Mataram.

Ketika Kanjeng Adipati Pragola naik ke daratan, Baron Sekeber masih belum percaya bahwa Kanjeng Adipati Pragola mampu melakukan menyelam begitu lama. Namun kenyataan tidak bisa dibantah. Kanjeng Adipati Pragola muncul beberapa saat setelah dirinya. Itu artinya ia kalah tanding dengan Kanjeng Adipati Pragola. Baron Sekeber masih terbengong ketika Kanjeng Adipati telah dihadapannya dengan tersenyum lebar penuh kemenangan.
“He he he he….., Baron…..! Kau telah kalah…..!” Berkata Kanjeng Adipati Pragola.
Baron Sekeber masih terdiam, belum mampu menjawab karena kejadian yang di luar nalarnya. Lebih dari itu, terpikirkan hukuman yang akan ia terima, berpisah dengan istri dan dua anak kembarnya.
“Oooh…., tidak…..! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi…..!” Gumam Baron Sekeber kepada dirinya sendiri.
“Baron Sekeber…..! Tanding selam telah usai dan kau dinyatakan kalah….!” Berkata seorang senopati yang sebelumnya menyampaikan ketentuan tentang tanding selam itu.
“Yaa…., ya…., gusti senopati….!” Jawab Baron Sekeber terbata-bata.
Senopati itu kemudian mengulangi tentang ketentuan yang sebelumnya ia sampaikan, bahwa Baron Sekeber harus meninggalkan telatah Pati.
“Suli dan anak kembarku akan aku ajak…..!” Berkata Baron Sekeber dengan lemah.
“Tidak….! Ketentuannya tidak demikian. Kau harus pergi tanpa istri dan kedua anakmu….!” Tegas senopati itu.
“Te… ta… pi…., mereka adalah istri dan anak-anakku…..!” Dalih Baron Sekeber.
“Hari ini…., kau akan diantar ke Mataram. Negeri yang berkuasa atas pulau ini….!” Kanjeng Adipati Pragola menegaskan.
Baron Sekeber hanya diam, tak mampu menjawab. Dan ia pun tak mungkin berontak, karena ia dikelilingi oleh para senopati dan para prajurit yang bersenjata. Jika ia berontak sama saja dengan bunuh diri. Kejadian yang sungguh di luar nalar. Namun itulah yang terjadi. Baron Sekeber sama sekali tidak berprasangka bahwa lawannya berlaku curang. Apalagi terpikirkan bahwa di balik tebing kedung itu ada gua yang berongga yang bisa untuk bersembunyi tanpa terlihat dari permukaan air.

Kanjeng Adipati telah menyiapkan kereta dan satu bregada prajurit untuk mengantar Baron Sekeber ke Mataram. Baron Sekeber tak mampu menolak dan berontak. Namun beberapa kali ia memohon untuk sekedar bertemu dengan istri dan kedua anaknya. Namun setiap kali ditolak oleh senopati yang mewakili Kanjeng Adipati Pragola.
Siang yang terik ketika itu, sebregada prajurit telah meninggalkan alun-alun kadipaten Pati. Di depan ada enam prajurit berkuda berderap lebih dahulu. Di tengah kereta kuda yang ditarik oleh dua ekor kuda yang tinggi besar. Di dalam kereta itu hanya ada sang kusir dan Baron Sekeber. Baron Sekeber terlihat sedih dan hanya diam dengan tatapan mata yang kosong. Ia masih belum percaya dengan lelakon yang terjadi. Ia harus kalah tanding selam. Selam yang telah menjadi kegemarannya sejak remaja dan ia latih setiap saat. Namun kenyataannya ia memang kalah tanding dengan Kanjeng Adipati Pragola. Ia sangat sedih harus berpisah dengan istri yang sangat ia cintai dan kedua anaknya yang ia sayangi. Ia pun tak habis pikir, mengapa Kanjeng Adipati Pragola melarangnya untuk bertemu dengan istri dan kedua anaknya. Sungguh aneh, pikir Baron Sekeber. Namun yang aneh itulah yang sedang terjadi. Di dalam kereta, Baron Sekeber selalu melamunkan istri dan kedua anaknya. Bahkan makanan dan minuman yang disediakan di kereta itu pun tak disentuhnya. Ia pun melamunkan kisah panjangnya sejak keberangkatannya dari negerinya, Spanyol. Di negerinya ia meninggalkan istri dan anak-anaknya. Namun ia tidak khawatir akan kehidupan mereka, karena ia termasuk bangsawan yang berkedudukan. Jika ia tetap tinggal di negerinya, ia akan hidup bahagia bersama keluarganya. Namun kehidupan di kademangan Kliripan yang sederhana bersama keluarga barunya tak kalah membuatnya bahagia. Namun kini harus ia tinggalkan. Terbayang pula kawan-kawannya satu kapal besar yang kemudian dihantam badai. Sampai saat itu tak terdengar kabar beritanya, apakah masih ada yang selamat.
Kereta yang diiringi sebregada prajurit terus berderap meninggalkan kadipaten Pati.
……….
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *